Siapa yang pernah singgah ke Lombok akan tergugah untuk kembali ke sana suatu ketika. Pulau Lombok menawarkan keindahan panorama yang begitu beragam, sehingga rasanya tak cukup dieksplorasi hanya dengan satu kunjungan. Lombok memang menawarkan paket komplet, wisata alam, ola raga, dan juga budaya. Ketika Sirkuit Internasional Mandalika dibuka maka makin kompletlah wisata olahraga yang ditawarkan. Â Dan, Sirkuit Mandalika memiliki lintas balap yang unik, karena lintasannya dikelilingi panorama alam Lombok Tengah yang menawan.
"Puspa, kali ini tujuan kita berikutnya ke Pantai Kuta,"
Eh Pantai Kuta? Aku memasang wajah antusias, meski dalam hati agak heran. Kupikir hanya di Bali ada Pantai Kuta, tapi rupanya nama pantai ini juga ada di Lombok, persisnya di Lombok Tengah. Ketika kami tiba di sini, kami menjumpai pantai yang bersih dan indah.
"Selamat datang di Pantai Kuta," kata kawanku. Tak lama kami segera menghambur dari mobil sewaan dan menikmati sore hari di Pantai Kuta. Saat itu pantai tengah sepi sehingga kami lebih bebas bermain dan berfoto.
"Lanjut yuk ke Pantai Tanjung Aan, di sana kita habiskan waktu hingga matahari terbenam," usul Pak Edi, kenalan kawanku, yang menjadi tuan rumah selama kami di Lombok.
Kami tentu saja tak menolak. Dan benar, Pantai Tanjung Aan tak kalah menawan dengan Pantai Kuta. Pantainya bersih dan sepi. Pasirnya seperti merica putih.
Garis pantainya begitu panjang membuatku berimajinasi kami di sebuah tempat terpencil. Setiap kali melihat pantai yang bersih, sepi, dan bergaris pantai panjang, inginku berlarian di sini. Tapi kali ini kami hanya ingin bermain air, hingga matahari terbenam, sehingga tak ada cahaya lagi.
Kami sudah puas berfoto dan bermain cipak cipuk air. Asyiknya sebenarnya berenang, tapi kami tak membawa baju ganti.
Sambil menanti langit kemerahan, kami mendengar cerita Pak Edi tentang kisah Putri Mandalika dan tradisi ritual Nyale. Sebuah kisah rakyat yang bitter sweet, indah namun agak tragis menurutku.