Indonesia pernah mengalami kebakaran hutan dan lahan parah pada tahun 2019. Namun sayangnya setelah peristiwa tersebut, masih saja peristiwa kebakaran hutan dan lahan itu terjadi. Hingga kini.
Kebakaran hutan dan lahan hanya menguntungkan kalangan tertentu. Yang dirugikan sangat banyak, bukan hanya generasi masa kini juga generasi masa depan karena alam makin rusak, flora fauna berkurang, dan sumber daya alam juga makin terbatas.
Namun entah kenapa, dan seharusnya menjadi perhatian pemerintah, baik pemerintah pusat dan daerah, sejumlah peristiwa kebakaran masih berulang terjadi. Rupanya peristiwa kebakaran hutan pada tahun 2019 masih tidak membuat jera dan masih saja ada 'oknum' yang tega membakar hutan.
Ya, memang kebakaran hutan dan lahan ada faktor alam. Tapi sebagian besar atau hampir 90 persen penyebab kebakaran hutan dan lahan, rata-rata adalah ulah manusia seperti yang disampaikan oleh Wamen KLH. Baik yang disengaja maupun tak sengaja.
Berdasarkan data dari katadata yang bersumber dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada tahun 2020 terjadi karhutla sebesar 296 ribu hektar.Â
Angka ini memang lebih kecil dibandingkan karhutla tahun 2019, yakni yang mencapai 1,65 juta hektar. Tapi bukan berarti angka ini tidak berarti. Sangatlah  berarti.
Berapa banyak flora dan fauna yang menderita, kemudian hangus terbakar karena api yang meluas. Berapa banyak manusia yang menderita ISPA karena asap kebakaran. Belum lagi masalah kerusakan ekologi. Banjir kemudian bisa terjadi.
Kebakaran hutan dan lahan tidak boleh dipandang enteng. Pelaku pembakaran terutama yang  disengaja perlu dihukum berat, selain dampak yang diakibatkannya besar, juga sebagai efek jera, agar tidak terus berulang.
Jika hukuman ringan dan tak ada efek jera, hutan Indonesia akan lama-kelamaan habis. Hewan-hewan liar akan kehilangan habitatnya dan kita hanya bisa menjumpai mereka di kebun binatang.
Hingga Juli 2021 dilansir dari Katadata sudah 160.104 hektar lahan dan hutan yang terbakar. Berita kebakaran hutan ini seolah-olah teredam selama pandemi ini.Â