Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Merawat Hobi Selama Ramadan: Koleksi Buku vs Model Kit

5 Mei 2021   23:36 Diperbarui: 5 Mei 2021   23:49 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kami berbagi ruangan dalam rumah untuk menjadi rumah koleksi kami berdua (dokpri)

Meski hobi kami berbeda, kami disatukan oleh kecintaan kami akan buku dan film. Ia juga suka mengumpulkan buku tentang perang, sejarah, dan militer. Ia juga suka mengajakku nonton film perang.

Sudah kayak orang jualan (dokpri)
Sudah kayak orang jualan (dokpri)

Pengetahuannya tentang sejarah terutama berkaitan dengan perang memang luas. Kami suka membahas tentang genosida yang pernah terjadi di Banda berkaitan dengan rempah-rempah dan tentang candu yang pernah membuat masalah besar di Jawa pada abad ke-19.

Kini ia jarang merakit. Kadang-kadang kulihat ia hanya memandangi tumpukan koleksinya dengan wajah puas dan damai. Ia membuka kardusnya, memandanginya, dan kemudian menutupnya lagi.

Pasangan memulai hobi model kit dan miniatur kendaraan militer sejak ia menimba ilmu di Jerman. Sekitar tahun 2016. Pulang-pulang ia membawa banyak miniatur kendaraan militer. Sejak itukah ia resmi mengoleksi miniatur dan mokit.

Miniatur ini adalah koleksi generasi pertama milik pasangan (dokpri)
Miniatur ini adalah koleksi generasi pertama milik pasangan (dokpri)

Sementara aku jauh lebih lama. Aku sudah suka buku sejak belum bisa membaca. Ada Tintin; Petualangan Yo, Susi, dan Yoko; Koleksi Robi dan Susi di Hutan, kisah pewayangan, dan buku dongeng Hans Christian Andersen. Tapi semua buku tersebut adalah milik ayahku.

Aku resmi mengoleksi buku ketika duduk di bangku SD. Koleksi pertamaku adalah serial manga "Candy-Candy". Waktu itu aku menghemat uang saku dan setiap dua pekan sekali berkunjung ke toko buku bareng kakak membeli buku.

Favoritku berbelanja buku adalah lapak buku bekas di jalan Majapahit, Malang yang dulu dikenal sebagai Blok M-nya kota Malang. Duh di sini bisa puas beli buku dengan tabungan uang jajanku yang terbatas.

Koleksi bukuku membengkak dari sana.

Koleksi pertamaku Candy-Candy (dokpri)
Koleksi pertamaku Candy-Candy (dokpri)

Rasanya senang sekali bisa mengumpulkan Lima Sekawan, Trio Detektif, Serial Nina, Petualangan Smurf, dan Petualangan Johan & Pirlouit dari sana. Aku juga suka mengoleksi majalah bekas. Buku dan majalah bekas itu lalu kurawat. Kusampuli dengan sampul plastik satu-persatu dan kutaruh rapi di rak buku.

Dari satu rak buku bertambah jadi dua rak buku dan seterusnya. Sayangnya ketika kemudian aku kuliah di Surabaya, sebagian besar koleksi bukuku raib. Ingin marah ke kakak tak bisa karena pelakunya bukan kakak, tapi teman-temannya. Keduanya juga tak ingat siapa teman-temannya yang penjahat buku, mengambil buku-bukuku dan tak mengembalikannya.

Ingat Tintin jadi ingat koleksi buku ayahku yang raib (dokpri)
Ingat Tintin jadi ingat koleksi buku ayahku yang raib (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun