Menyantap makanan yang itu-itu saja meski enak, bosan juga ya. Akhir-akhir ini menu untuk berbuka puasa kalau tidak tempe dan tahu goreng, pasti ada sayuran, plus lauk. Berbekal metode isi piringku aku berpikir untuk membuat menu berbuka puasa yang agak berbeda untuk hari ini.
Apabila kami bepergian saat bulan puasa, baik karena perjalanan dinas maupun perjalanan pribadi, kami suka mencobai menu makanan lokal untuk berbuka puasa. Ketika lidah bertemu dengan makanan yang jarang dijumpai itu menghadirkan sensasi dan pengalaman yang menarik.
Memang sih tidak semua menu makanan baru itu cocok dengan perut dan lidah. Kadang-kadang di lidah cocok, tapi setelahnya perut berontak.
Hal ini pernah kualami ketika merasai makanan kupang lontong kali pertama. Lidahku terkejut karena di sebuah makanan ada rasa gurih, manis, asam, dengan aroma remis dan petis, serta perasan jeruk nipis. Rasa yang kaya, unik, dan menurutku eksotik.
Begitu pula ketika menjumpai wedang yang diberi nama cemoe. Dari penampilan mirip dengan angsle. Eh ternyata rasanya gurih asin dengan adanya tambahan kacang kedelai goreng.
Di lain waktu aku dan pasangan mencobai sebuah soto yang merupakan khas sebuah daerah. Aku heran ketika pesanan kami dihidangkan di meja. Nasi dan sotonya ditempatkan dalam mangkok yang mungil. Hah ini bukannya porsi anak-anak?
Soto mungil, aku menjulukinya. Porsinya imut-imut baik dari porsi nasi maupun kuah soto dan isi sotonya. Cocok sih jadi menu mereka yang sedang diet atau bagi anak-anak. Pasangan pun minta tambah porsi sekali lagi karena tidak cukup dengan satu porsinya yang mungil.
Ketika berpikir tentang menu makanan untuk buka puasa yang baru, aku berpikir membuat tom yam versiku. Tom yam versiku itu sederhana, bahan utamanya udang, bakso ikan, tomat, cabe, daun serai dan jeruk nipis. Nah, bedanya dengan tom yam versi negara aslinya, tom yam ini akan dihidangkan dengan potongan lontong. Hehehe khas Indonesia, bukan?
Tapi kemudian aku batal membuatnya karena lupa membeli lontong. Aku tak jago membuat lontong sendiri. Masaknya ternyata lama lho bikin lontong dan gampang-gampang susah untuk menghasilkan lontong yang bagus dan tidak cepat basi.
Menu berikutnya yang terpikirkan adalah sushi fushion. Nasi diberi lauk dan isian lainnya lalu digulung dengan telur dadar dan dipotong-potong. Agar terasa nuansa lokalnya, maka isiannya bisa berupa sambal gabus dengan udang, atau udang balado.
Rencananya batal, jadinya menunya kusederhanakan. Aku ingat pasangan akhir-akhir ini porsi makannya berkurang saat buka puasa. Ia berkata jika porsi makan saat berbuka puasa cukup besar maka perut akan kaget dan malah bikin malas beribadah.