Bantal kucing berwarna kuning.
Ia kubelikan sebagai hadiah bagi Kidut junior alias si Cindhil.
Sayangnya ia enggan memakainya.
Selidik demi selidik sepertinya ukuran bantalnya kekecilan.
Cindhil sekarang sudah besar.
Usianya sudah 16 bulan.
Ia dulu putih mungil .
Seperti anak tikus putih sehingga disapa Cindhil.
Ia sudah besar
Ukurannya satu setengah kali bantal
Pastinya ia tak nyaman
Ia malah merasa kesal
Bantal kuning itu tergeletak begitu saja.
Nero dan Mungil juga enggan memakainya.
Mereka memang sudah dewasa.
Aku salah ukuran membelinya.
Aku membelinya agar mereka merasa nyaman.
Tak lagi menggunakan alas depan kamar mandi.
atau melompat ke sofa.
Mereka tak akan merasa dingin.
Tapi percuma.
Mereka tetap enggan.
Meski kubujuk sedemikian rupa.
Agar ku tak sayang membelinya.
Lalu datanglah tiga ekor anak kucing.
Anak dari si Mungil
Usia mereka sebulanan.
Mungil sepertinya memberiku kejutan.
Anaknya tiga, si kembar dan si belang.
Ketiganya sungguh lincah.
Dan membuat hidupku meriah.
Kadang-kadang terlalu meriah, sampai aku kerepotan
Si Belang kuberi nama Opal
Ia mirip dengan anak kucing sebelumnya
Yang meninggal tahun lalu
Dan membuat hariku kelabu
Si Opal paling berani dan lincah
Ia juga yang paling nakal
Ia mencobai bantal kuning
Tak perlu kubujuk lagi
Ia suka
Ia merasa nyaman
Ia duduk-duduk nyaman di bantal
Menikmati suasana akhir pekan