Entah sejak kapan suasana bekerja kantoran itu berbeda. Mungkin sejak ada era grup percakapan seperti grup di Telegram dan WhatsApp. Jika dulu kelebihan waktu bekerja disebut lembur, kini ada banyak pekerjaan di luar waktu  bekerja yang bak lembur semu. Hal tersebut semakin berasa pada masa  bekerja dari rumah seperti saat ini. Waktu bekerja memang lebih cari, tapi tak jarang malah melebihi jam kerja pada umumnya.
Teknologi itu memudahkan dan kadang-kadang malah ada tidak enaknya. Ketika grup percakapan mulai populer dan tersedia di telepon pintar maka memang layanan tersebut memudahkan komunikasi di antara rekan kerja. Hubungan antara atasan dan bawahan relatif lebih cair dan koordinasi pekerjaan bisa lebih mudah.Â
Namun tidak enaknya tak jarang komunikasi tentang pekerjaan dilakukan di luar jam kerja, setelah makan malam, pada akhir pekan, dan sebagainya dengan alasan untuk koordinasi pekerjaan. Ya, meski liburan atau ada kalanya cuti, kadang-kadang susah bersantai, serasa diteror oleh pekerjaan.Â
Temanku bercerita bila ia kadang-kadang merasakan hal tersebut. Sudah malam masih bertanya soal pekerjaan, padahal bisa dibahas keesokan paginya. Karena jengah, kadang-kadang ia mematikan akses ke internet agar pikirannya lebih tenang. Seusai jam kantor adalah waktu untuk beristirahat dan waktu bersama keluarga.
Lembur semu aku menyebutnya. Dulu ketika masih WFO maka lembur ditandai dengan pulang lewat dari jam kantor. Namun pada  saat WFH batasan lembur tidaknya itu makin sulit. Ketika tetap mengerjakan pekerjaan kantor hingga jelang tengah malam agar memenuhi tenggat waktu pekerjaan diserahkan ke klien, maka tetap saja tak dihitung lembur. Mungkin saat ini lebih pas pekerjaan disebut berbasis output daripada waktu.
Ada poin plus minusnya tentang pekerjaan berbasis output. Jika memang proses pengerjaannya bisa diselesaikan dalam waktu yang diperkirakan atau malah kurang maka pekerjaan berbasis output ini akan sama-sama menguntungkan perusahaan dan karyawan. Apabila sebaliknya, pekerjaan berbasis output menuntut karyawan untuk lembur semu, maka ini perlu dipikirkan lagi ke depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H