Star-struck. Itulah yang kurasakan ketika bertemu dengan orang-orang hebat yang ada di depanku saat itu. Mereka orang-orang yang sering kulihat di teve atau namanya terpampang di media. Karena terpesona dan juga gugup, rasanya aku tak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan dengan benar. Salah satu dari mereka adalah Betti S. Alisjahbana, sosok perempuan yang kukagumi. Ia adalah sosok perempuan yang tangguh di dunia teknologi informasi.
Betti S. Alisjahbana adalah menantu dari sastrawan angkatan pujangga baru, Sutan Takdir Alisjahbana. Siapa yang tak kenal dengan karya-karyanya seperti "Layar Terkembang" yang romantis dan "Dian yang Tak Kunjung Padam" yang tragis. Namun, Bu Betti tidak berkarir di jalan yang sama seperti ayah mertuanya. Ia sejak lulus dari ITB memilih terjun di dunia yang dulu seolah-olah dunia laki-laki. Ia memilih berkiprah di dunia TI.
Dunia TI dulu tak seperti dunia TI masa kini. Dulu TI lebih banyak diminati kaum adam, jumlah perempuan hanyalah segelintir. Jurusan-jurusan seperti Teknik Informatika, Teknik Komputer, dan Ilmu Komputer masih sedikit dan didominasi mahasiswa laki-laki.
Pada masaku jumlah mahasiswa perempuan juga hanya sekitar sepertiga dari jumlah mahasiswa satu angkatan. Tapi kini jumlah mahasiswa perempuan makin banyak dan setara dengan mahasiswa pria.
Nah, di antara minimnya kaum hawa di dunia TI, Betti tampil menonjol dan berdedikasi. Ia selama 20 tahunan berkiprah di IBM, mengikuti pelatihan TI di sana-sini dan kemudian menjabat sebagai Country General Manager IBM di Indonesia sepanjang tahun 2000-2008. Ia perempuan pertama di kawasan Asia Pasifik yang menduduki jabatan tersebut. Luar biasa.
Setelah sukses memimpin IBM dan berkarier selama 24 tahun di perusahaan yang bergerak di bidang TI, perempuan bertubuh mungil ini kemudian mendirikan usaha sendiri yaitu Quantum Business International. Usahanya ini meliputi jasa konsultan dan pelatihan di bidang SDM, usaha properti, layanan TI, dan animasi video. Perusahaannya ini sampai sekarang masih eksis.
Meski usianya kini sudah tak lagi muda, bu Betti ini masih aktif terlibat banyak hal di dunia bisnis dan industri teknologi informasi. Ia sekarang masih aktif menjabat komisaris independen di PT Bank OCBC NISP dan PT Anabatic Technologies Tbk.
Melihat kiprahnya di dunia bisnis dan teknologi, aku merasa kagum. Apalagi di tengah kesibukannya ia juga masih aktif berorganisasi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Komite Tetap Perangkat Lunak Kadin pada tahun 2010-2015 dan Ketua Umum Asosiasi Open Source Indonesia pada tahun 2009-2015. Â Nggak heran jika kemudian ibu dua anak ini juga meraih banyak penghargaan yaitu IBM Country General Manager Excellence Award pada tahun 2000; 100 Wanita Terinspiratif untuk Kategori Profesional & Ilmuwan yang diberikan oleh Majalah Kartini pada tahun 2008; Indi Women Award, Kartini 2.0 Â yaitu penghargaan yang diberikan oleh PT Telkom Indonesia pada tahun 2013; serta Satyalancana Wira Karya dari Presiden pada tahun 2013. Wah prestasinya begitu banyak.
Aku pura-pura kalem ketika memasuki ruangan dan di depanku ada ibu yang kukagumi ini. Padahal aslinya tangan berkeringat dan kata-kata seperti menyangkut di tenggorokan. Â Inginnya memberikan impresi yang baik ke bu Betti, tapi rasanya aku malah malu-maluin. Posisi tersebut tak berhasil kuraih tapi setidaknya aku punya cerita pernah bertemu dengan sosok perempuan yang keren dan satu ruangan lagi hehehe. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H