Nominasi Festival Film Indonesia 2020 telah diumumkan beberapa waktu lalu. Ada beberapa kejutan yang menarik. Yang pertama film horor besutan Joko Anwar, "Perempuan Tanah Jahanam" berhasil meraup 17 nominasi (dibahas mendatang). Dan, kejutan yang kedua, ada satu film yang mengundang penasaran karena belum pernah tayang di bioskop Indonesia. Apalagi ia juga tak sedikit meraih nominasi, yakni 10 nominasi. Film tersebut adalah "Hiruk Pikuk Si Al-Kisah (The Science of Fictions)"
Dari judulnya saja film ini mengundang penasaran. Apalagi jika menilik sutradara dan jajaran pemainnya. Film ini disutradarai oleh Yosep Anggi Noen yang namanya melambung berkat film berjudul "Istirahatlah Kata-Kata". Ia juga menggandeng aktor pemeran Wiji Tukul dalam film tersebut yang seorang pemain teater kawakan. Ia adalah Gunawan Maryanto.
Selain Gunawan Maryanto, ada nama-nama aktor dan aktris yang kualitas aktingnya tak lagi diragukan. Ada Lukman Sardi, Marissa Anita, dan Asmara Abigail.
Oke sekarang soal ceritanya. Premisnya juga anti mainstream. Dikisahkan pada tahun 60-an ada laki-laki desa yang nahas. Pemuda itu bernama Siman. Ia suatu kali memergoki orang-orang asing yang sedang melakukan syuting.
Syuting itu bukan syuting film biasa. Ia syuting film tentang pendaratan manusia di bulan. Alhasil si pemuda desa itupun ditangkap dan diancam. Ia dipaksa untuk melukai lidahnya sendiri sehingga ia tak bisa berbicara dan membocorkan rahasia tersebut. Lalu cerita bergulir ke nasib pemuda malang tersebut yang menyimpan obsesi tersendiri.
Ide ceritanya brilian. Gagasan ini buah karya Anggi yang mungkin terinspirasi dari sejarah pendaratan manusia di bulan yang sampai sekarang masih ada pihak-pihak yang meragukan kebenarannya. Tak sedikit pihak yang menganggap peristiwa tersebut adalah rekayasa sejarah karena setelah peristiwa itu memang belum ada lagi penjelajahan luar angkasa yang spektakuler.
Akhirnya aku meluncur ke trailer-nya. Dan seketika aku jatuh cinta dengan akting pemain, sinematografi, dan kilasan adegan-adegannya.
Dalam trailer dinarasikan Siman masuk ke tanah terlarang, lalu dipaksa setan menggigit lidahnya sendiri sehingga kemudian bisu. Siman adalah pekerja keras. Ia bekerja sebagai kuli panggul.
Di sela-sela waktunya, ia nampaknya mengumpulkan dan membuat sesuatu, sepertinya ia ingin membuat roket. Orang-orang sekelilingnya menertawakannya. Ia dijuluki Siman si astronot, lalu ia diminta menari ala astronot.
Wah ngomong-omong tentang roket dan bulan, beberapa waktu lalu juga hadir film animasi berjudul "Over The Moon", tentang gadis remaja yang membangun roket untuk ke bulan. Tapi tentu saja ceritanya berbeda.
Film "Hiruk Pikuk Si Al-Kisah" telah melalang buana ke beberapa festival. Ia berhasil meraih "Golden Leopard - Special Mention" di ajang Locarno Film Festival 2019, nominasi sinematografi di Asia Pacific Screen Awards 2019, dan nominasi Best Asian Feature Film 'Silver Screen Awards" di Singapore International Film Festival 2019.