Bekerja dari rumah alias work from home (WFH) sudah hampir delapan bulan kulakoni. Ada poin plus minusnya bagi para pekerja. Bagiku sendiri salah satu poin plusnya jadi tak begitu pusing urusan make up dan penampilan.
Bagi pekerja yang agak tomboi sepertiku, urusan penampilan bukan hal yang utama. Apalagi lingkungan kerjaku lebih banyak pria. Dan untunglah juga bukan bidang yang menuntut penampilan. Bidang kerjaku di ranah TI dan kebanyakan pekerja prianya berpenampilan seadanya, kaus polo dan celana jeans. Baru jika ada tamu atau harus presentasi ke klien kami langsung berubah dengan celana kain, blus atau kemeja dan blazer.
Selebihnya untuk sehari-hari aku cukup menggunakan tiga unsur make up, pelembab wajah, bedak tabur, dan lipstik. Setelah istirahat makan siang kosmetik itu sudah lenyap dan enggan kuperbarui.
Nah ketika masa WFH ada bagian dari diriku yang bersorak. Inilah waktu bekerja dengan menggunakan pakaian santai.
Aku tak perlu lagi memakai lipstik atau bingung menata rambut. Aku tak perlu pusing memadupadankan kemeja dan celana, atau pusing mencari ke tumpukan baju di lemari ke mana celana jeansku. Aku cukup jadi aku. Pakai kaus dan celana gombrong. Tak perlu pakai make up cukup pelembab wajah dan body lotion.
Memang kadang-kadang ada rapat dengan klien dan rapat internal. Untuk itu aku juga harus mengenakan atasan yang sopan, setidaknya blus atau kemeja batik. Juga lipstik dan rambut disisir rapi. Tapi bawahannya bisa tetap pakai celana gombrong atau celana santai selutut.
Yang penting pekerjaan beres dan sesuai harapan. Pos pengeluaran untuk kosmetik dan baju pun jadi hemat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H