Pandemi telah melanda sejak akhir Maret, sejak itu perkuliahan di salah satu kampus di bilangan Depok pun dipindah ke ranah daring. Memang ada pengecualian untuk beberapa kuliah seperti praktikum di beberapa jurusan, tapi sebagian besar kegiatan belajar-mengajar diadakan dengan platform daring.
Pada kuliah semester genap ini kegiatan belajar-mengajar tetap diadakan secara online. Kampus masih berpenghuni.
Beberapa mahasiswa masih terlihat meski jumlahnya tidak sebanyak pada semester-semester sebelum pandemi. Staf kampus seperti petugas TU, akademik, SDM, keuangan, petugas keamanan dan petugas kebersihan juga masih bekerja seperti sediakala meski jam kerjanya diselang-seling.
Yang berbeda dan sangat berbeda adalah suasana kantin. Biasanya tiap fakultas punya kantin masing-masing.
Biasanya pada siang hari sejak jam makan siang, kantin begitu ramainya. Ada yang sibuk menggoreng ikan dan ayam untuk menu penyetan, membakar bertusuk-tusuk sate, memanggang roti, atau menyiapkan mie instant dengan telur dan sawi hijau.
Para mahasiswa akan mengantri. Meja makan pun penuh oleh mahasiswa yang sibuk membahas tugas yang mendekati tenggat waktu hingga gosip selebriti idola mereka.
Tapi suasana itu tak ada lagi.
Kantin sepi seperti ketika musim liburan mahasiswa dan lebih sepi lagi. Para pekerjanya pasti sementara menganggur atau pindah bekerja ke tempat lain.
Aku bertanya-tanya bagaimana kabar kucing yang biasa hidup di sana? Apakah mereka cukup makanan?
Bagaimana dengan kosan? Banyai mahasiswa daerah memilih pulang kampung untuk sementara waktu. Lumayan bisa menghemat beberapa bulan. Usaha kosan pun yang biasanya panen pada saat hadirnya mahasiswa baru pun mulai gigit jari.
Bagaimana dengan usaha fotokopi atau penjilidan? Pastinya juga mengalami penurunan karena tugas dikumpulkan secara daring.
