Nicholas Saputra dikenal sebagai aktor yang suka bereksplorasi dan mencoba peran-peran baru. Ia di antaranya pernah jadi remaja yang suka mengganja, pengantar rol film, santri, aktivis, koki, pendekar, juga manusia burung. Nah, dalam film bertajuk "Biola Tak Berdawai", ia menjadi Bhisma si pemusik biola.
Bhisma, pemuda 23 tahun, yang mendedikasikan hidupnya sebagai pemain biola. Ia bertemu dengan Renjani (Ria Irawan), perempuan cantik yang usianya lebih tua dari dirinya di resital biolanya.Â
Renjani menyaksikan aksi panggungnya bersama Dewa, anak kecil yang disabilitas. Anak kecil tersebut salah satu di antara anak-anak cacat yang diasuhnya di Yayasan Ibu Sejati bersama mbak Wid (Jajang C. Noer).
Hubungan keduanya makin akrab. Renjani berkata Dewa sehari-harinya hanya diam menunduk. Ia seperti larut dalam dunianya sendiri karena mengalami cacat di bagian fungsi otak dan juga tunawicara.
Tapi ketika ia melihat dirinya menari atau mendengar musik dari biola, Dewa bereaksi. Ia mendongakkan kepalanya.
Film dengan Referensi Kisah Wayang
Film yang dibesut Sekar Ayu Asmara ini menarik dari banyak sisi. Ia banyak mengambil referensi dari sisi wayang, yang dinarasikan oleh Jajang C. Noer sebagai mbak Wid. Ia bercerita tentang takdir dan keistemewaan yang dimiliki oleh Bhisma, derita Dewi Kunti, dan pengorbanan Dewi Gandari.
Mba Wid dan Renjani punya masa lalu yang kelam yang coba mereka tebus dengan tulus merawat anak-anak cacat yang dibuang. Akting ketiganya sama-sama berkesan, rasanya sulit memilih mana yang terbaik.
Gambar-gambar indah memanjakan mata. Di satu sisi ada beberapa adegan yang nampak memiliki nuansa misterius dan eklektik.
Nicholas nampak berusaha untuk mampu memainkan biola. Tak mudah memainkan biola, sepertinya Nicholas berlatih keras untuk menguasainya.
Ceritanya tak mainstream. Biola tak berdawai memiliki dua makna, yang salah satunya bermakna filosofis.