"Every journey is simultaneously a beginning and an ending: I was leaving my old life behind and starting on a road trip to find a new me." -- Debi Tolbert Duggar
Konon perjalanan panjang darat bukan sekadar mencapai lokasi tujuan. Ada berbagai pengalaman dan momen-momen yang dapat mendewasakan para pelaku perjalanan tersebut. Seperti yang dialami oleh Yusuf dan Ambar dalam film "3 Hari untuk Selamanya".
Dalam film besutan Riri Riza ini Yusuf (Nicholas Saputra) dan Ambar (Adinia Wirasti) dikisahkan adalah saudara sepupu. Kakak Ambar akan menikah di Yogya. Yusuf lalu ditugaskan oleh ibu Ambar untuk membawakan seperangkat piring dan gelas keramik untuk acara serah-serahan nanti dengan mobil agar tidak pecah.
Ambar lalu ikut semobil dengan Yusuf karena bangun kesiangan. Perjalanan yang direncanakan hanya berlangsung kurang dari sehari malah molor menjadi tiga hari. Selama perjalanan, keduanya mengalami berbagai momen.
Peran yang Berbeda untuk Nicholas Saputra
Nicholas Saputra sejak debutnya di "Ada Apa dengan Cinta?", banyak melakukan eksplorasi di dunia seni peran dengan mencoba memerankan berbagai karakter. Setelah menjadi sosok remaja cool di "AADC", ia menjadi sosok aktivis idealis di "Gie" dan pengantar rol film di "Janji Joni". Demikian pula halnya di "3 Hari untuk Selamanya".
Dalam film yang dirilis tahun 2007 ini Nicholas menjadi Yusuf. Deskripsi karakternya sebagian mirip dengan Nicholas di dunia nyata. Ia cerdas, agak pemalu, sopan, dan berkuliah di Universitas Indonesia jurusan teknik.
Karakternya di sini yang berbeda jauh dengan sosok Rangga, yaitu Yusuf digambarkan suka mengisap ganja. Ia dengan santainya mengisap ganja saat berkendara. Ia kemudian juga terlihat mengisapnya dengan santai di pemandian air hangat. Namun ia juga paham dengan kondisi tubuhnya, ketika kesadarannya sudah menghilang, ia memutuskan untuk berhenti menyetir.
Karakter ini menurutku gokil, menyimpang jauh dari sosok Rangga dan Gie. Tapi Nicholas nampak natural dan santai memerankan sosok pemuda yang sembunyi-sembunyi dari orang tuanya melakukan perbuatan tidak terpuji tersebut.
Karakter Yusuf ini ditabrakkan dengan Ambar yang berkarakter bebas dan agak liar. Ambar suka bergonta-ganti pacar, suka ke klub malam, agak manja, dan juga doyan mengganja. Adinia Wirasti dengan apik memerankannya.
Aku dulu suka dan kerap memuji kemampuan akting Adinia. Tapi rupanya setelah menonton beberapa film Adinia, karakter-karakternya rata-rata kalau tidak sebagai gadis tomboy, sebagai wanita yang mandiri dan tegas, juga sebagai perempuan yang bebas. Sepertinya Adinia perlu mencoba peran baru lainnya yang berbeda dari tiga jenis peran tersebut untuk lebih mengeksplorasi kemampuan aktingnya.