Setelah euforia "Tilik", film-film pendek lainnya pun banyak mendapat incaran netizen. Apalagi, jika memasang sosok pemeran bu Tejo alias Siti Fauziah yang sedang hits. Salah satu film pendek yang 'kecipratan' hits gara-gara bu Tejo adalah "Unbaedah".
Film dengan genre horor komedi ini berdurasi 15 menitan. Ceritanya berlatar di sebuah desa di Yogyakarta.
"Unbaedah" berfokus pada sosok Baedah (Siti Fauziah). Ia ibu satu anak yang dikenal 'tuman' mengambil nasi berkat atau nasi hajatan lebih dari jatah yang seharusnya. Kadang-kadang ia mengambil hingga tiga porsi. Tabiatnya ini menjadi bahan omongan tetangganya tapi ia tak malu.
Namun kali ini Baedah mendapat hukumannya. Ia mendapat gangguan supranatural yang membuatnya ketakutan. Apakah hukuman itu bisa membuat Baedah kapok mengambil nasi berkat yang bukan haknya?
Siti Fauziah Lagi-lagi Sukses Bikin Penonton Gemas
Di film "Tilik", Siti Fauziah sukses membuat penonton merasa gemas dengan sindiran-sindirannya, mimik wajahnya, dan juga gestur tubuhnya. Ia menjadi tokoh yang mencuri perhatian dalam film pendek berlatar daerah Bantul tersebut.
Hal yang sama juga dalam film "Unbaedah". Dalam film ini ia menjadi sosok istri dan ibu yang cerewet. Ia juga dikenal seenaknya karena mengambil jatah nasi berkat lebih dari haknya. Cara ia berbicara, dialog-dialognya, serta gestur tubuhnya sama mengesalkan dan menggemaskannya.
Aku tertawa terbahak-bahak di berbagai adegan karena tema dalam film ini dekat dengan keseharian. Berkatan atau hajatan memang sering diadakan di kampung-kampung, mulai dari tahlilan, khitanan, jelang berangkat naik haji, pindahan, syukuran, dan masih banyak lagi. Biasanya tamu undangan mendapat oleh-oleh berupa nasi berkat dalam dus, besek, dan wadah lainnya.
Seperti halnya dalam film "Unbaedah", kadang-kadang memang ada yang curang seperti Baedah, tapi biasanya sangat jarang terjadi. Lazimnya yang dapat dobel itu saudara dan pihak-pihak yang membantu tuan rumah.
Dalam film pendek besutan Iqbal Ariefurrahman, dialognya menggunakan bahasa Jawa ngoko dengan terjemahan bahasa Indonesia. Dialognya natural dan terasa menggelitik.
Adegan horornya menghiasi sepertiga terakhir film. Horornya cukup mencekam dan membuat tegang, sekaligus kocak.Â