Dear Diary,
Aku membuat catatan tentang nasi goreng ini atas usulan Nia. Ia tahu aku suka menjelajahi satu nasi goreng ke nasi goreng lainnya. Ada banyak hal menarik seputar nasi goreng di nusantara ini. Beberapa daerah memiliki nasi goreng yang memiliki ciri khas tersendiri.
Catatan ini kata Nia akan penting bagiku kelak. Ia juga akan membantuku menemukan kembali nasi goreng yang enak dan mendokumentasikan resep juga rasanya. Siapa tahu Kamu juga bisa membuat semacam buku atau bahkan serial film berbekal catatanmu itu, ujar Nia memberiku saran.
Lagipula nasi goreng adalah masakan nusantara yang paling dikenal mancanegara. Para ekspatriat pasti teringat akan nasi goreng.
Ide Nia ini menarik dan mulailah aku membuat catatan seputar nasi goreng. Aku telah bercerita tentang nasi goreng nenek, nasi goreng jelantah, nasgor ikan asin, nasgor mawut, nasgor dengan kecap, nasgor arang, dan nasgor hitam. Masih banyak lagi yang bisa kutulis.
Kali ini aku ingin menulis nasi goreng Surabaya. Nasi goreng dengan nasi kesat, berwarna jingga kemerahan, dengan aroma dan rasa yang khas, serta suwiran ayam.
Ini juga nasi goreng yang sedap. Ooh malahan lezat sekali.
Aku mencobanya di sebuah gerobak nasi goreng yang suka mangkal di dekat kosku. Aku tak tahu bumbunya karena sudah dipersiapkan sebelumnya. Penjualnya tinggal menumisnya. Ia sepertinya menambahkan sesuatu. Minyak atau saus yang membuatnya rasa dan aromanya khas. Minyak wijenkah dan saus tomat?
Kata temanku yang asli Arek Suroboyo, nasi goreng Surabaya umumnya menggunakan tambahan kemiri sangrai yang dihaluskan. Ada juga yang menambahkan merica bubuk, minyak wijen, saus sambal dan saus tomat. Aku hanya ber ooh ooh dan mencatat penjelasannya dalam benakku.
Sepiring nasi goreng sudah ada di hadapanku. Ia tak terlalu merah, lebih ke oranye. Di dalam nasi ada irisan kubis alias kol, sawi, dan suwiran ayam juga taburan bawang goreng. Di sudut piring ada acar mentimun dan cabe rawit.
Uuh meski nasinya masih mengepul, aku tak sabar menyantapnya. Enak banget. Kulihat Nia juga sudah bersantap dan dari raut wajahnya kayaknya mulutnya kepanasan.
Nasi goreng Surabaya menjadi salah satu pustaka nasi goreng nusantara versiku. Ia salah satu kekayaan kuliner yang merakyat.
Oh sudah hampir jamnya makan siang. Enak nggak ya makan nasi goreng siang hari? Kayaknya tidak masalah. Aku mau menyantap nasi goreng Surabaya di kantin ah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H