Sendirian, dini hari menyantap makanan di tempat yang remang-remang. Ada dua orang lainnya tapi mereka tak bersuara. Asyik dengan kegiatannya masing-masing.
Aku menghirup susu jahenya. Hangat, manis dan pedasnya pas. Ia meluncur hangat di kerongkongan. Lalu aku mencocolkan mendoan ke sambal kecapnya. Gurih dan pedas. Aku sebemarnya tak lapar tapi mendoan ini bikin aku ketagihan. Aku terus menyantapnya.
Hingga tigapuluh menit kemudian suasana masih sepi seperti ini. Tak ada lagi pembeli yang datang. Tak ada kendaraan berseliweran. Mungkin karena mati lampu orang malas ke luar. Si penjual masih asyik duduk sambil merokok. Pembeli satunya entahlah apa yang dilakukannya.
Aku menghabiskan makanan dan minuman yang tersisa. Jarum jam sudah menunjukkan pukul satu pagi. Meskipun rumah gelap dan panas sebaiknya aku pulang karena beberapa jam lagi sudah masuk hari kerja.
Kusodorkan uang 15 ribu. Si penjual tak memberiku uang kembalian. Ya sudahlah mungkin memang harga makanan dan minuman segitu.
Setiba di rumah, lampu juga masih belum nyala. Tapi karena lelah dan mengantuk akhirnya aku tertidur juga. Baru pukul lima lewat ku terbangun oleh kipas yang telah bergerak.
- - -
Hari ini pekerjaanku cukup banyak. Aku baru bisa pulang di atas matahari terbenam. Rasanya aku ingin membeli susu jahe dan mendoan di tempat semalam.
Kuarahkan motorku ke arah penjual susu jahe dan mendoan. Aku bingung karena tempat itu menjadi tempat si penjual kebab. Aku tengok kiri dan kanan, aku yakin di sinilah kemarin aku membeli mendoan tersebut.
Aku lalu bertanya ke penjual kebab, di mana lokasi penjual mendoan. Ia nampak kebingungan lalu bertanya ke rekannya. Rekannya menjawabnya. "Kami sudah tiga tahun berjualan di sini. Rasa-rasanya di dekat sini tak ada yang jual mendoan Pak!"
Aku kebingungan. Apa aku salah tempat ya.