Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Larut Belajar Berkawan Sepi dan Kucing

9 Juni 2020   23:40 Diperbarui: 9 Juni 2020   23:37 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si Kidut punya adik yang sama putih dan lincahnya (dokpri)


Belakangan ini aku mulai kembali rajin belajar. Ya ada jurnal penelitian yang harus segera kuselesaikan. Waktu pengumpulannya semakin dekat. Namun sayangnya baru malam biasanya otak mulai panas. Ketika suasana lengang aku mulai membaca dan membuat rangkuman.

Kegiatan belajar menyenangkan jika sedang bersemangat. Kata kakakku ketika sedang berada di masa-masa semangat jangan terlalu dipaksakan karena akan cepat bosan dan lelah. Lebih baik belajar maksimal tiga atau empat jam setiap harinya daripada sekali belajar belasan jam.

Sudah beberapa hari ini aku mulai kembali bersemangat memperbaiki draft tulisanku. Salah satunya karena sudah mendekati tenggat waktu. Adanya batas waktu ini mau tak mau membuatku harus segera melakukan sesuatu. Menyelesaikan tugas-tugasku.

Ada dua tugas penelitian yang harus segera kuselesaikan dalam waktu yang tinggal sedikit. Untuk itu aku pun mulai melakukan prioritasi. Tugas di komunitas untuk sementara kulimpahkan dan kubagi. Beberapa pekerjaan di rumah untuk sementara juga kujedai.

Ada kalanya aku jenuh. Ada waktu-waktu aku merasa sulit membagi waktu dan konsentrasi antara belajar dan bekerja, tapi itulah hidup. Belum lagi soal kucing, tiga anak kucing beberapa waktu lalu sakit dan kemudian tak lagi berumur.

Malam ini aku kembali menekuni baris demi baris tulisan. Satu paragraf kuperhatikan seksama, kuhilangkan, kutambahkan atau kuberikan warna karena masih tanda tanya. Lalu muncullah gangguan.

Si Mungil, si induk kucing melompat ke meja. Ia lalu memilih duduk di keyboard laptop dan enggan berpindah. Disusul kemudian anaknya, si Kidut, ia ikut-ikutan. Si Kidut asyik menekan-nekan tombol dengan cakar mungilnya. Dua anak kucing si Mungil juga kembali terbangun dan kemudian bergulat.

Wah sepertinya aku perlu beristirahat dulu. Membuat tulisan ini, menggambar, atau mulai memikirkan draft majalah. Atau menyeruput susu cokelat yang sudah tak lagi hangat.

Malam masih panjang. Aku masih punya tenaga dan semangat. Tugasku masih banyak. Lagipula ada empat kucing yang siap menemaniku hingga nantinya aku sudah merasa lelah dan mata siap terpejam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun