Lingkungan tempat tinggalku ternyata memiliki ancaman besar berupa serangan rayap. Serangan ini mulai memanas tiga tahun lalu. Ketika rumah sudah direnovasi kupikir serangan rayap sudah usai. Oh tidak ternyata ada gelombang kedua dan ketiga. Sasaran mereka berikutnya adalah dokumen dan koleksi bukuku.
Aku tak mengira buku-bukuku yang di rak tinggi menjadi sasaran. Berawal ketika aku ingin membersihkan dan merapikan buku-buku, kudapati ada sarang rayap di dinding, yang menempel dengan rak buku. Aku merasa deg-degan, firasatku tidak enak. Dan rupanya serangan rayap itu sukses menghabiskan begitu banyak buku. Ada yang tersisa separuh, adapula yang hanya menyisakan sampul bukunya. Aku melongo.
Gara-gara serangan rayap ini aku mulai takut kecolongan. Aku mengelap dan membersihkan dua rak buku yang kecil. Hanya ada tiga susun buku. Kulap satu-persatu dan mereka semua aman.Hanya debu. Kucatat beberapa dari koleksi bukuku yang belum kusampuli. Ada duapuluhan buku yang belum kubaca.
Kupikir satu aman lainnya juga aman. Ternyata tidak. Serangan gelombang ketiga pun bermula. Berawal dari pintu yang setiap pagi ada bagian seperti tanah merah di sampingnya. Lalu merembet ke dinding yang bersebelahan dengan rak buku. Mereka cerdik, mereka menyerang dari situ. Dua rak bukuku pun jadi korban. Ada sekitar 100 buku. Sebagian selamat, lainnya ada yang cuil-cuil di halaman-halamannya. untungnya semuanya masih selamat hanya penampilannya jadi bopeng-bopeng.
Kejadian serangan rayap memberiku sejumlah pencerahan. Yang pertama, jangan remehkan rayap. Meski mereka berukuran kecil, mereka sangat ganas. Rumahku pernah bermasalah, genteng berjatuhan gara-gara rayap sehingga semuanya harus diganti jaringan baja ringan. Setelah itu tetaplah waspada, setiap saat sebaiknya sudut-sudut diperiksa, terutama bagian dinding yang berdekatan dengan lemari kayu. Sebaiknya ada jarak antara dinding dan lemari, juga ada sirkulasi udara yang baik.
Jika kesulitan mengendalikan rayap maka sebaiknya mengundang jasa profesional pengendali rayap. Biasanya ada garansinya hingga tiga tahun dan ada pemeriksaan secara berkala.
Kedua, jangan menunggu tiga-empat bulan untuk memeriksa dan merawat buku di rak buku. Sebaiknya sering-seringlah membersihkan rak, mengangkat buku dari rak - karena ketika hanya mengelap bagian permukaan luar rak, tidak kelihatan si rayapnya.
Ketiga. Simpanlah dokumen di tempat yang bebas rayap dan buatlah kopian juga versi digitalnya agar tidak perlu pusing mengurusnya ketika si rayap menyantapnya.
Keempat, bacalah semua buku yang dibeli. Jangan hanya rajin mengumpulkannya tapi malas membacanya karena aku merasakan sendiri, betapa sedihnya ada beberapa buku jenis ensiklopedia bersampul tebal yang disantap rayap, padahal belum selesai kubaca. Bahkan ada beberapa buku yang aku tak tahu isinya dan sudah ludes disantap rayap.
Rupanya rayap adalah binatang menyeramkan. Tapi gara-gara rayap aku jadi merasa keterikatanku dengan barang menjadi berkurang. Dulu aku sangat memiliki rasa kepemilikan yang kuat terhadap buku-bukuku. Kini entahlah, aku merasa sudah cukup jika aku sudah membacanya dengan tuntas dan syukur-syukur memahaminya serta mampu membuat rangkuman atau ulasannya.