Kok mirip banget ya? Aku takjub melihat sosok pemateri dan pembawa acara event Kompasiana daring, "A to Z Kompasiana, Menentukan Judul dan Lead yang Kece Artikel", Widha Karina dan Alia Deviani. Keduanya mirip plek, dari wajah dan rambutnya. Kalau misalkan mba Widha sedang pakai kacamata mungkin mereka sudah seperti saudara kembar.
Pada kelas online kemarin, Kamis (14/5) mba Widha yang merupakan Content Superintended Kompasiana berperan sebagai pembawa acara dan moderator. Materi disampaikan oleh Alia Deviani, yang merupakan Lative Ads Assistant Manager KG Media Indonesia.
Materinya menarik. Di situ dijelaskan tentang bagaimana membuat judul dan lead yang menarik. Lead sendiri adalah paragraf pertama sebuah artikel.
Mba Alia dengan lugas menyampaikan kriteria judul yang menarik dan contoh-contohnya berdasarkan pengalamannya. Selain bermain-main dengan diksi, judul sebaiknya berkisar antara 70-80 karakter. Kriteria judul yang menarik di antaranya bikin penasaran, puitis, ada angka, bombastis, dan memiliki unsur kontras. Faktor visual judul juga mempengaruhi, sebaiknya jangan huruf besar semua.
Ia kemudian juga menguraikan bagaimana menyusun lead yang menarik. Misalnya dengan kalimat yang menggugah rasa ingin tahu pembaca atau memunculkan satu dari 5 W+1 H. Ia menyarankan agar lead tidak begitu panjang, bisa tiga kalimat atau malah kurang.
Materinya menarik. Tapi perhatianku lebih tertuju ke penampilan kedua perempuan keren ini. Dalam hati aku bertanya-tanya. Kok mirip banget ya. Kok bisa.
Kemudian aku memunculkan teori konspirasi. Jangan-jangan kedua orang ini adalah orang yang sama. Mba Widha adalah Alia. Dan Alia adalah Mba Widha.
Sambil mendengarkan uraian Mba Alia aku iseng-iseng browsing tentang Mba Alia. Foto dan profilnya jarang muncul. Adanya profil di LinkeldIn.
Aku membacanya. Meski jelas nama dan deskripsinya berbeda aku masih curiga. Aku belum yakin mereka orang berbeda.
Aku pun mencurigai video itu adalah video rekaman yang diatur seperti siaran langsung. Siapa tahu mba Widha ganti baju dan memakai kacamata lalu voila jadi mba Alia. Ya, bukannya mulai masak untuk sajian berbuka, aku masih sibuk berteori.