Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pasar Malam Hari Masih Diminati pada PSBB

26 April 2020   23:09 Diperbarui: 26 April 2020   23:22 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pada PSBB ini pasar malam Kramat Jati masih seperti hari biasanya (sumber gambar: Antarafoto.com/PrasetyoUtomo)


Kucek isi kulkas. Sayuran, aneka bumbu dan ikan cue sudah habis. Hemmm si Kidut dan Mungil bakal protes keras jika makanan mereka ludes. Aku pun kemudian menuju pasar malam hari. Pasar yang baru digelar malam di sekitaran tepi jalan Kramat Jati.

Penjual sayuran baru ramai menggelar dagangannya sekitar pukul 21.00. Aneka sayuran yang hijau dan berwarna nampak begitu segar. Aneka sayuran hijau seperti bayam, sawi, daun singkong, kangkung, dan genjer berjejer rapi. Di lapak sebelah ditawarkan wortel, bunga kol, brokoli, kol, sawi putih, terong, dan pare, juga labu siam.

Aku menimbang-nimbang akan masak sayuran apa saja seminggu ini. Akhirnya kupilih bayam, sawi putih, terong, dan pare. Secukupnya saja agar tidak mubadzir.

Aneka bumbu berada di lapak sebelahnya. Aku meminta si penjual mengambilkan bawang merah setengah kilo. Aku juga membeli cabai keriting, tomat, dan daun bawang.

Dari dulu aku suka menuju pasar tradisional saat malam dan ketika lepas sholat Subuh. Biasanya sayuran dan ikan yang dijajakan baru datang, masih segar.

Sayuran dan bumbu sudah terbeli. Aku menuju penjual ikan cue alias ikan pindang. Aku membeli bagianku dan bagian para kucing. Lumayan banyak karena kucingku kini ada tiga dan ada dua lagi kucing betina jalanan yang suka mampir ke rumah. Selain ikan cue mereka kuberi makanan berupa makanan kering dan sesekali makanan basah sachetan.

Terakhir aku membeli tahu. Tahu di sini beragan ada yang tahu putih, tahu kuning, dan tahu cokelat. Tahu cokelat ini enak untuk dibuat tahu isi dan sayur tahu.

Ketika hendak pulang, pasangan melihat-lihat ada lapak bahan-bahan untuk berbuka. Ada labu kuning, kolang-kaling, cincau, blewah mungil, dan ketela rambat juga singkong. Ia tergoda dengan labu kuning. Labu kuning alias waluh ini enak dibuat kolak atau dipanggang dengan mentega.

Dua tasku sudah penuh dan berat. Kami pun bersiap untuk pulang.

Omong-omong pembeli kali ini nampak lebih ramai dari biasanya. Aku juga merasa heran. Tak seperti kondisi PSBB. Pembeli kali ini kebanyakan bermobil. Apakah mereka sengaja membeli pada malam hari di pasar ini agar mendapat bahan yang segar dan harga yang agak miring? Mungkin saja.

Aku memilih lapak-lapak yang tak banyak pembeli agar tak berkerumun. Untungnya sebagian besar penjual dan pembeli telah mengenakan masker. Meski demikian seusai tiba di rumah aku langsung bersih-bersih badan dan ganti pakaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun