Pada era digital ini rasanya sulit untuk bisa fokus melakukan sesuatu selama dari 30 menit. Bahkan beberapa artikel yang kubaca menyebutkan manusia modern mulai kesulitan untuk bisa fokus melakukan sesuatu selama 10 menit. Dalam beberapa menit seseorang bisa beberapa kali memeriksa pesan lewat e-mail atau aplikasi percakapan. Padahal jika disadari hal tersebut bisa membuang-buang waktu dan mengalihkan perhatian. Lantas apa yang bisa dilakukan agar bisa fokus lebih lama? Setidaknya bisa fokus melakukan sesuatu selama 30 menit deh.
Patut diakui smartphone memberikan banyak kemudahan. Ia membuat seseorang mudah terhubung. Ia membantu mengingatkan kita akan jadwal ini dan itu dengan memberikan notifikasi. Namun, sisi minusnya, ia membuat seseorang mudah terdistraksi. Bunyi notifikasi misalnya notifikasi pesan, sebentar lagi rapat, atau ada promo menggiurkan dapat membuat perhatian seseorang teralihkan.Â
Ponsel pintar membuat banyak perubahan dalam bersosialisasi dan berkegiatan. Jika dulunya seseorang cukup membaca dan membalas pesan via e-mail dan aplikasi percakapan rata-rata sebanyak dua-tiga kali, kini ia memeriksanya berkali-kali. Jika dulu membaca berita ataupun browsing dilakukan saat jam makan siang atau setelah jam pulang kantor, kini rasanya ada sesuatu yang memburu-buru agar tidak ketinggalan berita dan takut tidak update. Sesuatu yang disebut FoMo atau fear out missing out.
Dari membaca berbagai petunjuk yang banyak kudapat di Quora dan Pinterest, ada beberapa tips yang kucoba praktikkan. Sebagian di antaranya cukup berhasil membuat rentang fokusku bertambah. Yang pertama adalah membuat catatan pekerjaan yang kulakukan hari ini. Aku mencatat di agenda, bukan di aplikasi note di hape agar lebih tercatat di benakku. Kuberikan tanggal dan kucatat 10 pekerjaan yang harus kulakukan hari itu. Yang prioritas kutandai. Biasanya dari 10 pekerjaan tersebut, hanya 2-4 yang berhasil kuselesaikan dengan baik. Sisanya akan menjadi PR atau malah kubiarkan seandainya ia memang bukan sesuatu yang penting.Â
Dari pekerjaan tersebut yang kiranya paling cepat kuselesaikan dan mendesak kukerjakan terlebih dahulu.Misalnya ada kawan yang meminta TTD digital untuk keperluan administrasi proyek di kantor. Hal ini hanya memakan waktu kurang dari 10 menit dan penting sehingga kudahulukan.Â
Lalu pekerjaan kantor yang deadline-nya dalam waktu dekat kuselesaikan hari ini agar masih bisa dikoreksi oleh teman sejawat atau atasan. Setiap 30 menit aku melakukan break. Oleh karena saat ini work from home maka aku melangkah ke luar kamar dan bermain dengan kucing-kucingku. Rehat beberapa menit lalu mengerjakan lagi.Â
Setelah satu pekerjaan selesai maka aku menghadiahi diriku dengan melakukan hal yang kusukai. Misalnya membuat kopi, browsing situs-situs lucu seperti 9Gag, mendengar musik rock di Spotify atau Youtube, dan sebagainya.Â
Membuat catatan harian pekerjaan rupanya membantu. Satu lagi yang tak kalah mujarab yaitu mematikan notifikasi dan menyembunyikan hape. Aku taruh hape di tempat yang agak jauh dan tidak terjangkau oleh tanganku. Ini lumayan membantu.Â
Aku jadi tidak mudah terdistraksi untuk sekedar memeriksa pesan-pesan di hape. Biasanya jika sesuatu benar-benar penting dan mendesak maka akan ada telepon. Itu yang baru kuangkat. Ajakan teman untuk bercanda atau menggosip bisa ditunda ketika pekerjaanku masih belum selesai.Â
Aku baru memulai tips ini dan untuk sementara waktu masih berkomitmen untuk menjaga diriku agar bisa fokus mengerjakan sesuatu lebih lama. Mengapa ini penting? Oleh karena waktu 24 jam terasa singkat, terutama bagiku yang sudah berkeluarga, bekerja, mengambil kuliah, dan bergabung dengan komunitas. Wah bisa stress jika semua kegiatan sedang memasuki tenggat waktu hahaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H