Sebelum meraih Oscar lewat "Parasite", Bong Joon-ho juga membesut sebuah film yang tak kalah menarik. Ia adalah "Okja", yang dirilis tahun 2017. Film ini bercerita tentang sebuah hewan raksasa hasil rekayasa genetika. Ada unsur persahabatan yang tulus, kelompok anti kekerasan terhadap hewan, dan keserakahan sebuah industri agrokimia.
Sepuluh tahun sebelumnya, sebuah industri kimia berupaya mengubah citra lewat kepemimpinan Lucy Mirando (Tilda Swinton). Mirando Corporation lewat laboratoriumnya menghasilkan sebuah babi jenis baru yang disebut berkualitas, lebih besar, lebih cantik, dan sebagainya. Untuk memperkenalkan babi jenis baru tersebut, super pig, maka ia menggelar kontes. Ia akan memberikan anakan babi tersebut ke 26 petani di berbagai negara yang memiliki cabang perusahaannya. Babi yang paling besar, sehat, dan menarik akan menjadi juaranya.
Sepuluh tahun pun berlalu
Seorang gadis remaja, Mija (Ahn Seo-hyun) sedang asyik menjelajah lembah dan sungai bersama seekor binatang yang besar. Hewan itu selintas seperti perpaduan babi, gajah, dan kuda nil. Ia bernama Okja, hewan raksasa yang berasal dari babi rekayasa genetika.
Mija sangat menyayangi Okja. Ia pernah menyelamatkan nyawanya. Ia rajin memberinya makan dan membersihkan tubuhnya. Hingga suatu ketika perwakilan Mirando Corporation, untuk Korea Selatan, datang. Ia bersama Dr. Johnny Wilcox (Jake Gyllenhaal), duta kontes super pig dan kru televisi.
Awalnya Mija mengira mereka hanya merekam Okja. Kakeknya mengalihkan perhatiannya dengan mengajaknya berziarah ke makam kedua orang tuanya. Tapi setiba di rumahnya, Okja dan orang-orang itu telah lenyap. Mija sangat sedih dan marah. Ia pun berupaya membawa pulang Okja selekasnya.
Dalam upayanya meloloskan Okja, Mija berpapasan dengan sekelompok pemuda anti kekerasan terhadap hewan yang menamakan dirinya Animal Liberation Front. Awalnya kelompok yang dipimpin Jay (Paul Dano) itu membantunya. Tapi kemudian seorang anggota kelompok menipunya dengan sengaja membelokkan terjemahan jawabannya. Okja pun kemudian dibawa ke Amerika. Nasibnya terancam menjadi sosis dan makanan olahan lainnya.
Meskipun dibalut dengan latar belakang rekayasa genetika dan keserakahan industri, cerita "Okja" sebenarnya sederhana tentang persahabatan antara manusia dan hewan yang disayanginya.
Ada begitu banyak film yang membahas tentang persahabatan antara keduanya, seperti "The Water Horse", "White Fang", "Mia and The Wild Lion", "Free Willy", dan sebagainya. Kisah-kisah seperti ini rata-rata emosional dan menguras air mata, apalagi jika penontonnya penyayang binatang.
Sama halnya dengan "Okja". Bong Joon-ho berhasil membuat emosi penonton naik turun. Ada beberapa adegan yang penonton seolah-olah diajak merenung apakah perlakuan manusia ke para hewan sudah pantas atau malah terlalu brutal, termasuk perlakuan kepada para hewan ternak.
Ceritanya menyentuh. Latar belakang Okja memberikan sisi lain dari sebuah industri rekayasa genetika. Persahabatan Okja dan Mija menawarkan unsur emosional. Tanpa kisah persahabatan ini maka Okja hanyalah hewan ternak pada umumnya. Adanya kelompok pecinta hewan memberikan bumbu tersendiri di mana kelompok ini juga memiliki kepentingan tersendiri.