Seekor tikus dengan cueknya melintasi dapur. Ia asyik melengang bebas, meskipun di situ sedang ada tiga ekor kucing yang tengah bersantap malam. Kucing-kucing pun membiarkannya lewat dan tak tertarik untuk mengejarnya.
Kucing-kucing sekarang pemalas. Terutama kucing rumahan yang setiap harinya mendapat asupan makanan cukup, minimal dua kali makan sehari. Insting mereka berburu rasanya padam. Lebih asyik makan sesuatu yang enak daripada makan bangkai tikus. Lebih enak tiduran dan bermain-main daripada mengejar-ngejar tikus.
Dulu ada kucing betina, induk Nero, bernama Nori yang galak kepada tikus-tikus. Ia masih gemar berburu meskipun juga dapat makanan. Biasanya ia suka menaruh bangkai tikus itu di teras, kadang-kadang menunjukkannya ke aku lewat jendela. Ia bangga jika berhasil menangkap tikus. Tikus itu juga bak hadiah darinya.
Si Nori itu memang kucing setengah liar. Ia tak tidur dalam rumah. Ia suka berkeliling dan biasanya bersantai di teras. Jika aku sudah datang, ia pun menyambutku dan baru kemudian ia berkeliling ke dalam rumah dan memeriksa dapur. Karena masih setengah liar, instingnya berburu pun bagus. Ia cekatan menangkap tikus. Tapi biasanya tikus itu tak dimakannya. Hanya dibunuh.
Ada lagi dulu setelah era Nori, seekor kucing betina yang juga pandai menangkap tikus. Ia kucing liar. Biasanya ia menyantap makanan sisa Nero. Dan untuk menambah nutrisinya ia pun membunuh tikus dan menyantapnya.
Sayangnya kucing-kucing betina yang lincah itu telah tiada. Kini generasi kucing di rumah adalah Nero, si Mungil, dan si Kidut. Mereka kucing-kucing rumahan, meski si Nero masih suka patroli dan tidak tidur di rumah. Mereka bersantap dengan ikan segar atau pakan kemasan. Makanan mereka terjamin sehingga mereka merasa tak perlu lagi berburu.
Kadang-kadang si Mungil memang mengusir tikus. Tapi ia lebih suka mengusir kecoa dan cecak daripada tikus. Wah apakah insting kucing memburu tikus sudah mulai memudar ya di era sekarang? Jangan-jangan tanpa sepengetahuanku mereka, kucing dan tikus itu asyik bermain kejar-kejaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H