Aku tak tahu kenapa makanan ini disebut martabak pizza, bukan sekedar martabak. Tapi bisa jadi hal ini dikarenakan penampilannya yang seperti pizza. Ia tak seperti martabak konvensional yang bagiannya dibelah dua lalu ditangkupkan. Martabak pizza tidak ditangkup, ia tetap bundar seperti halnya pizza dengan permukaan yang kaya akan isian.
Seperti halnya pizza maka isinya bisa macam-macam. Kalian tinggal pilih, mau martabak pizza manis atau yang martabak pizza telur alias asin gurih. Wah dua-duanya sama enaknya.
Kini ada beragam merk martabak pizza. Yang sedap dan paling banyak dipesan di kantor untuk traktiran adalah martabak pizza orins. Karena rasanya lezat dan pilihannya banyak. Sayangnya dari segi harga agak lumayan mahal sehingga kami menunggu adanya promo atau beli yang model paket atau bundle sehingga harganya lebih murah.
Untuk martabak telornya sih menurutku hampir mirip dengan martabak telor pada umumnya, hanya variannya beragam. Isinya bukan hanya daging ayam giling, tapi juga bisa berupa potongan daging sapi yang dikombinasikan dengan keju mozarella. Wah ini varian yang paling favorit. Rasanya dobel gurih dan sedap. Enak banget.
Sedangkan untuk martabak pizza manisnya variannya lebih kaya dan cenderung bikin bingung. Karena semuanya ingin disantap. Variannya bisa dipilih mau yang blueberry, bluebbery keju, keju jagung, keju kismis, keju oreo, dobel keju, duren jagung, cokelat kacang, keju spesial dan masih banyak lagi. Harganya berkisar Rp 80 ribuan ke atas untuk yang berukuran besar. Jauh lebih mahal daripada martabak manis biasa di dekat rumahku yang rata-rata Rp 25 - 30 ribu.
Baru-baru waktu lalu kami memesan martabak orins keju kismis seharga Rp 94 ribu, kacang cokelat wijen seharga Rp 81 ribu dan daging sapi keju seharga Rp 104 ribu. Kami menyantapnya rame-rame, satu orang dapat tiga potong alias satu potong untuk satu varian.
Dari segi rasa agak sedikit kemanisan. Aromanya manis. Kacang cokelat wijennya menawarkan gurih dobel dari kacang dan wijen. Tambahan wijen menambahkan sensasi unik saat menyantapnya. Sedangkan keju kismis merupakan pilihan yang tepat, perpaduan gurih keju dan kismis yang sedikit masam dan legit. Ini varian favoritku dan enak banget.
Nah untuk yang gurih, kombinasi daging dan keju memang pas untuk dijadikan martabak. Adanya martabak telor membuat lidah tidak mengecap manis-manis melulu. Pas antara manis; gurih, dan asin.
Omong-omong kalori untuk menyantap tiga potong martabak pizza ini lumayan besar. Aku langsung kenyang ketika menyantapnya sore hari dan tidak merasa lapar pada saat makan malam.
Martabak pizza memang enak. Tapi dimakannya mending beramai-ramai atau sedikit demi sedikit karena kalorinya lumayan besar. Selain itu harganya juga lumayan menguras kantong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H