Apabila ingin awet muda dengan cara murah meriah maka milikilah kawan berupa hewan peliharaan. Ulah-ulah mereka sering kali membuat pemiliknya lebih banyak tersenyum dan tertawa daripada marah-marah. Apalagi konon senyuman bisa bikin awet muda.
Siang itu aku sedang sibuk setrika. Dua kucing, induk dan anaknya mencoba menganggu konsentrasiku. Keduanya berkejar-kejaran di dekatku, membuat perasaanku campur aduk, antara kesal dan ingin tertawa. Apalagi ketika si induk terpleset, wajah kagetnya itu kocak.
Tak berhasil bikin aku mengalihkan perhatian dari urusan setrika, si induk yang bernama Mungil Ponoc pun kemudian memasang wajah jail. Ia mengincar kotak setrika. Hup, ia melompat dan mendarat sempurna di kardus setrika. Ia lalu mencoba untuk duduk nyaman. Hahaha tidak muat. Badannya kebesaran dan kotaknya kekecilan. Ia seperti kue bolu yang adonannya mengembang hahaha. Ia nampaknya senang berhasil membuatlu tertawa geli. Ia pun kemudian memintaku hadiah, seekor ikan goreng buat dirinya.
Si Mungil Ponoc ini seperti Nero, si kucing oren. Meskipun keduanya sudah dewasa, keduanya suka berbuat jail. Kadang-kadang memang mereka terlalu nakal, tapi lebih banyak ulahnya yang membuatku tertawa.
Si Nero ini suka menungguiku memasak. Ia termasuk yang tak sabaran. Ia pun memastikan aku memasak ikan yang benar. Ia pun berdiri dengan dua kakinya untuk melongok ke wajan. Jika aku ternyata memasak telur maka ia pun memasang wajah kesal. Ia pun kemudian mengintimidasiku agar aku segera memasak makanannya.
Nero tahu aku sayang dengan buku-buku. Maka ia pun menyandera bukuku. Cakarnya ia keluarkan. Ia mengancam mencakari bukuku jika aku tak segera menyiapkan makanannya. Ya ya ya biasanya aku menurut. Tapi jika sedang kesal aku dan Nero pun kemudian kejar-kejaran.Â
Jika Nero tertangkap maka kupingnya langsung seperti cemeng alias anak kucing. Kupingnya lemas dan wajahnya pasrah, siap menerima jeweran atau slentikan. Tapi biasanya aku tak tega dan malah mengelus-elus dirinya.
Aku pernah lengah. Waktu itu aku menggoreng udang untuk makan siangku. Nero sendiri sudah makan dengan ikan kembung. Tapi rupanya ia masih pengin makan. Ketika aku mencuci sesuatu di bawah kran, ia sudah mencomot sebuah udang goreng dengan cakarnya. Eh setelah itu terlepas karena ia kepanasan. Akhirnya si udang itu malah dimakan si Mungil.
Nero sudah lima tahun menemaniku. Ia pernah menghiburku waktu aku sedih. Ketika aku muram dan hampir menangis, ia langsung minta pangku, sesuatu yang sangat jarang ia lakukan ketika ia sudah dewasa. Ia memilih menemaniku daripada asyik patroli kampung.
Kini aku punya anak kucing, anak dari si Mungil. Ia baru berusia 1,5 bulan. Ia begitu lincah dan sering mengajakku bermain atau kejar-kejaran. Ulahnya ada saja yang membuatku tertawa, terutama ketika ia berkejar-kejaran dengan induknya.