Jumlah kru menyesuaikan dengan besarnya film. Dalam sebuah film kolosal maka jumlahnya bisa mencapai 10 orang karena kostum yang diperlukan bisa mencapai tiga truk tersendiri.
Di rumah produksi luar umumnya pekerjaan penata kostum terbagi menjadi dua, desainer kostum dan wardrobe team. Mereka yang menjadi desainer kostum bertugas melakukan riset tentang kostum hingga kostum tersebut jadi. Baru kemudian urusan pada saat syuting diserahkan ke tim wardrobe. Namun di Indonesia kedua fungsi tersebut menjadi tugas penata kostum.
Lantas bagaimana tahapan dalam merancang kostum hingga kostum tersebut siap digunakan untuk keperluan syuting?
Pertama adalah membaca skenario dan deskripsi karakter dari sutradara. Pertanyaan penting dari setiap karakter yaitu usia, lahir dan besar di mana, tempat tinggalnya, dan pekerjaannya. Misalnya ia digambarkan gadis remaja usia 15 tahunan yang tomboy tentunya beda dengan gaya busana wanita tomboy dengan usia yang lebih dewasa.
Setelah paham dengan kemauan sutradara, produser, dan production designer maka tugas berikutnya yang penting adalah riset. Tahapan ini sangat penting terutama untuk film dengan latar waktu dan tempat tertentu. Misalnya film dengan latar tahun 50-an. Pada masa itu rupanya gaya berbusana perempuan Jakarta begitu modis, mengikuti gaya Eropa.Â
Baju tahun 50-an dan tahun 60-an juga berbeda, demikian pula dengan asalnya. Perempuan Jakarta tahun 60-an bisa jadi gaya berbusananya berbeda dengan perempuan yang tinggal di Pekanbaru, misalnya.Â
Ketika melakukan riset maka bukan hanya waktu dan tempat yang penting, tapi juga kultur masa itu dan jenis kain juga teknik pewarnaan apa saja yang sudah ada pada masa itu. Pada abad ke-16, misalnya, tentu jenis kain masih terbatas, demikian juga dengan teknik pewarnaannya.
Setelah riset maka tim perancang kostum kemudian membuat konsep desain dengan menggambar rancangan dan membuat mood board.Â
Dalam tahapan ini si desainer kostum akan mulai menentukan palet warna tiap karakter. Ia perlu memahami psikologi warna dan bentuk. Karakter yang kalem pilihan warnanya akan berbeda dengan tokoh yang berjiwa pemberontak.