Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Momen Magis Itu

16 Agustus 2019   16:22 Diperbarui: 16 Agustus 2019   16:28 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat bulan purnama saatnya berpesta bersama kucing (sumber: ThumbPress)

Aku membaca pesan-pesan yang masuk di hapeku. Kakakku mulai besok ada tugas ke luar kota hingga beberapa hari ke depan. Orang tua kemudian memberitahukan akan pulang ke rumah mereka di Malang. Wah aku bakal sendirian di rumah. Aku pun kemudian tersenyum lebar. Ada rencana ke depan.

Besok malam adalah bulan purnama. Waktunya pas. Besok aku juga sendirian. Aku bisa mengundang kawan-kawanku untuk berpesta.

Kawan-kawanku adalah hewan berkaki empat dan berkumis panjang. Ada Nero, Bon Bon, Bundel, Kidut, dan masih banyak lagi. Sebagian adalah hewan-hewan yang kupelihara dan selalu kuberi makan tapi tak diperbolehkan masuk ke rumah. Lainnya adalah kucing-kucing yang suka singgah ke halaman.

Usai pulang kerja, aku bertemu dengan Nero. Kubisikkan sesuatu kepadanya. Ia mengangguk-angguk. Matanya membelalak lebar. Si Kidut melonjak-lonjak senang dengan kabar tersebut.

Kucing-kucing lainnya kemudian sibuk membicarakan kabar tersebut. Mereka nampak gembira terlihat dari ekor mereka yang bergerak-gerak riang dan kumisnya yang berkedut-kedut.

Esok malam adalah hari yang istimewa. Aku telah menyiapkan ruangan kosong di ruang tengah dengan alas karpet yang empuk.

Di bagian sudut kuletakkan sepiring ikan goreng. Di tempat lain ada udang goreng juga ada kaldu daging sapi. Ada pula biskuit dan donat khusus. Minumannya ada susu istimewa dan air putih.

Hari mulai gelap. Aku berganti pakaian, menggunakan dress putih. Aku menunggu sinar bulan purnama itu semakin terang.

Tamu-tamuku telah tiba. Nero masuk terlebih dahulu. Ia nampak gagah dan tampan. Bulu orennya tersisir rapi dan bersinar.

Kemudian menyusul Kidut yang cantik dan lincah. Di belakangnya mengantri kucing-kucing lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun