Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sajian Nusantara dari Aneka Sambal hingga Jajanan Pasar di Hotel Alana

5 Agustus 2019   22:36 Diperbarui: 5 Agustus 2019   22:43 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kue clorot! Kue cantik dengan lilitan daun janur ini langsung mengusikku untuk mengambilnya. Aku menaruhnya di atas piring kecil bersandingan dengan kue lapis. Dua jajan pasar ini menjadi menu pembuka sajian santap malam. Ringan dan sedap.

Kucubit pipiku. Benar kata teman-temanku pipiku mulai tembem dan badanku mulai melebar. Aku seperti bibi gembul.

Aku sebenarnya memulai program olah ragaku sejak beberapa hari lalu, tapi melihat sajian makanan yang tersaji di restoran Alana Resort Sentul ini rasanya aku ingin menyantap makanan lebih banyak dari biasanya. Nanti kuganti dengan olah raga lebih banyak deh, ucapku mencari alasan.

Kue clorot dan kue lapis (dokpri)
Kue clorot dan kue lapis (dokpri)

Kue clorot itu pembungkusnya kubuka. Isinya kue talam berwarna cokelat. Teksturnya kenyal dan manis. Sementara kue lapis dari tepung beras itu lebih padat dan mengenyangkan. Dua-duanya enak.

Pasangan membawakan mie Aceh. Mienya tebal dan bumbunya padat. Rasanya enak tapi badanku mulai memprotes. Petang tadi aku sudah menyantap kue gemblong dan semar mendhem.

Kue-kue itu mungil dan nampak seperti jajanan ringan. Meskipun badannya mungil dan disebut makanan ringan, mereka itu mengenyangkan.

Kue gemblong perpaduan ketan dan gula merah yang nikmat. Sedangkan kue semar mendhem adalah ketan dengan isian ayam yang dibungkus dadar telur yang berwarna kuning cerah. Rasanya gurih.

Gemblong dan semar mendem (dokpri)
Gemblong dan semar mendem (dokpri)

Menyantap empat jenis kue basah plus dua cake cokelat dan beberapa suapan mie Aceh rasanya perutku sudah penuh. Ketika mulut masih ingin mengunyah maka akupun mengambil salad buah.

Esok paginya dan saat makan siang menunya berbeda. Menu makan siang lebih beragam. Oleh karena aku habis jalan-jalan ke Ah Poong dan Gunung Pancar maka perutku terasa lebih lapar. Apalagi waktu sarapan aku hanya menyantap edamame, tiga sendok bubur ketan hitam, dan satu donat gara-gara malam sebelumnya sudah menyantap makanan cukup banyak.

Meja nampak lowong saat makan siang. Aku jadi leluasa ke sana dan ke sini melihat aneka menu yang dihidangkan. Ada banyak masakan tradisional di luar masakan mancanegara. Es campur, onde-onde langsung menarik selera. Di tempat lain asinan buah dan juga karedok mengundangku untuk mengambilnya.

Onde-onde tak kalah nikmat (dokpri)
Onde-onde tak kalah nikmat (dokpri)

Wah ada laksa juga ada aneka sambal, kerupuk dan ikan asin. Di antaranya ada sambal terasi, sambal ijo, dan sambal bawang. Aku jadi sedih karena daya tampung perutku sedikit. Akhirnya aku hanya mengambil sedikit-sedikit hanya untuk mencicipi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun