Si Kecil, kucing betina dua tahunan, tak mau kalah. Ia tetap dinamakan kecil karena tubuhnya bantat, seperti kucing remaja melulu. Ia kucing nakal yang suka dimanja.
Si Kecil memaksa diri. Si Nero lau mengamuk. Ia memukul lengan kanannya. Si Kecil pun beringsut. Ketika Nero lengah, ia gantian menampar wajah Nero. Nero maki mengamuk. Badannya diangkatnya, setengah berdiri. Ia lalu meluncurkan jurus andalannya. Pukulan Nero cadas. Pak puk, si Kecil langsung minggir dan hampir menangis. Ia merajuk dan makan di pojokkan.
Puas makan di kaleng, Nero melihat si Mungil diberi makanan yang berbeda. Makanan kucing basah. Duuuh aromanya, amis tuna banget. Nero jadi lapar lagi.
Nero agak segan ke si Mungil. Kucing delapan bulanan ini cantik. Tapi karena lapar maka ia pun menyerobotnya. "Aku ini kucing utama, wajib dimuliakan dan makan pertama," kata Nero.
Akhirnya Nero pun kenyang. Sebelum berpatroli malam, Nero berhenti di depan pintu lemari kaca.
"Wah aku sudah mirip dengan Simba dewasa dalam Lion King," ucapnya puas. Ia lalu melangkah dengan gagah menuju jalanan, siap menjaga keamanan warga kucing di jalanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H