Peperangan menyisakan cerita nelangsa. Begitu banyak kerusakan, korban jiwa, dan tentunya trauma yang sulit disembuhkan. Peperangan dengan senjata kimia pada perang Vietnam dan bom nuklir pada perang dunia kedua menyisakan luka pada para korban yang mengalami cacat fisik dan para keluarga yang kehilangan harta benda, anggota keluarga yang dicintainya. Cerita-cerita tentang korban bom atom terangkum dalam beberapa buku.
Buku pertama tentang korban atom yang kubaca berjudul "Kami Anak-anak Bom Atom". Buku ini memuat kisah-kisah sedih dari 30 anak korban bom atom. Ada yang kehilangan rumah, banyak pula yang kehilangan keluarga.
Yamashori, kehilangan keluarganya ketika sudah berhasil mengungsi. Oleh karena imbas radiasi dari bom atom dan juga mengalami luka-luka, maka satu-persatu anggota keluarganya sakit dan kemudian meninggal. Dimulai dari kepergian ibunya, satu-persatu kemudian meninggal. Yamasori yang masih kecil kemudian hidup bersama kedua kakakknya yang meninggal. Â
Cerita-cerita lainnya tak kalah mengharukan. Mereka menyaksikan rumah, kota mereka hancur dan hidup merana dalam pengungsian sambil berharap ada anggota keluarga lainnya yang masih hidup.
Kisah seorang istri yang mengalami trauma perang dunia kedua juga disorot dalam manga yang kemudian dilayarlebarkan, dengan judul "In This Corner of The World". Suzu, istri yang memiliki perawakan ceria, merasa lunglai ketika bom mengerikan itu jatuh ke kotanya, Hiroshima. Kotanya hancur dan ia melihat begitu banyak mayat di jalan. Ia makin lunglai mendengar keluarganya di kampung halamannya pun tak ada yang selamat, hanya adiknya yang masih hidup. Ia mengumpulkan tekad untuk tetap tabah.
Buku yang baru kubaca kemarin berjudul "Barefoot Gen". Ini sebuah manga untuk dibaca kalangan dewasa karena temanya yang berat dan bahasanya yang agak vulgar. Dalam manga ini dikisahkan masyarakat yang selamat mau melakukan apa saja untuk bertahan hidup. Untuk mendapatkan makanan sangat susah karena harta mereka lenyap, rumah hancur, dan pencari nafkah pun meninggal menjadi korban pengeboman.
Dalam manga ini Gen melakukan apa saja untuk membantu keluarganya. Ia pernah ikut komplotan pencuri makanan di gudang milik tentara Amerika, hingga belajar membaca doa agar bisa mendapatkan uang dengan berpura-pura menjadi murid biksu pada saat pemakaman. Â
Ceritanya tragis, namun ada beberapa adegan yang membuat tersenyum di mana di antara para korban perang tersebut masih ada rasa kekeluargaan untuk saling menolong. Kisah dalam manga ini sebagian merupakan kisah nyata yang dialami oleh penulis, Keiji Nakazawa. Ia membuat manga ini dengan tujuan agar manusia mengingat betapa berharganya perdamaian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI