Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Agar Anak Berpenyakit Jantung Bawaan Terhindar Malnutrisi

28 September 2018   12:24 Diperbarui: 28 September 2018   12:53 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dr Klara Yuliarti menekankan pentingnya manajemen nutrisi bagi anak yang mengalami penyakit jantung bawaan (dokpri)

Seorang Ibu muda membuat audiens terharu ketika ia bercerita kehilangan bayi pertamanya karena bayi tersebut mengidap penyakit jantung bawaan (PJB). Ia merasa was-was suatu ketika mengalami lagi kejadian serupa. Tak sedikit yang juga penasaran seperti ibu tersebut tentang gejala PJB dan metode penanganan nutrisinya. Sebenarnya seperti apakah kondisi terkini penyakit jantung bawaan di Indonesia dan bagaimana strategi agar mereka terhindar dari malnutrisi?

Besok, tanggal 29 September, diperingati sebagai hari jantung sedunia. Penyakit jantung rupanya beragam. Salah satunya adalah yang disebut penyakit jantung bawaan. Prevalensi PJB ini berkisar 8-10 bayi dari 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2015 terekam lebih dari 40 ribu bayi di Indonesia yang lahir dengan penyakit ini. Angka yang cukup tinggi.

Penyakit jantung bawaan ini penting untuk diketahui. Pasalnya, jantung merupakan organ vital yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Jantung berfungsi sebagai pemompa agar aliran darah berfungsi stabil dan normal sehingga tubuh tercukupi kebutuhan oksigen dan nutrisinya.

Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung. Hal ini disebabkan gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin. Hingga saat telah teridentifikasi lebih dari 34 jenis PJB berdasarkan letak dan level keparahannya. Mereka yang menderita PJB sebagian besar akan mengalami hambatan aliran darah pada jantung dan pembuluh darah sekitarnya. PJB juga dapat menyebabkan aliran darah yang abnormal dari dan menuju jantung.

Deteksi dini bagi dr Dedi Wilson sangat penting untuk segera mengobati PJB (dokpri)
Deteksi dini bagi dr Dedi Wilson sangat penting untuk segera mengobati PJB (dokpri)
Selain mengalami kesulitan dalam aliran darah, tantangan dalam PJB adalah ketidakseimbangan energi, antara asupan nutrisi dan energi yang dikeluarkan, yang bisa mengakibatkan malnutrisi dan gangguan metabolisme lainnya. Oleh karenanya pada anak-anak yang mengalami PJB maka kedua orang tuanya perlu mengetahui metode penanganan nutrisi agar kebutuhannya sehari-hari tercukupi.

Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan disebabkan oleh banyak faktor. Faktor tersebut bisa berupa faktor genetik dan lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan jantung janin. Ibu yang sedang mengandung pada saat itu bisa jadi sedang mengonsumsi obat-obatan, alkohol, mengidap diabetes, atau mengalami infeksi virus dan sebagainya. Pada bayi juga bisa dikarenakan mutasi gen dan perubahan kromosom. Sedangkan faktor lingkungan bisa dikarenakan paparan zat kimia radiasi.

Penyakit jantung bawaan ini sebenarnya bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan dengan fetal echo. Pada bayi lahir juga bisa diperiksa melalui askultasi, perabaan denyut nadi, pemeriksaan saturasi, dan pemeriksaan ekokardiografi.
Namun karena sifatnya yang multikompleks maka 30 persen kasus tidak terdeteksi saat lahir. Terutama bagi bayi yang tidak menunjukkan tanda sianosis, yakni kulit, bibir, dan kuku berwarna kebiruan. Oleh karenanya tetap perlu dilakukan pemantauan tumbuh kembang anak.

Menurut dr. Dedi Wilson, SpA (K) salah satu tantangan bagi orang tua dalam merawat buah hatinya yang mengalami PJB adalah pemenuhan nutrisinya. Oleh karena anak tersebut umumnya memiliki gangguan pernafasan, susah menelan, cepat lelah saat makan, peningkatan kebutuhan energi, kekurangan oksigen, dan gangguan penyerapan, maka bisa jadi mereka mengalami malnutrisi.

Malnutrisi ini akan menyebabkan anak-anak PJB akan memiliki daya tahan tubuh yang menurun, risiko mengalami infeksi, dan  penyembuhan luka yang lebih lama. Sedangkan jangka panjangnya mereka akan mengalami gangguan perkembangan kognitif permanen, perkembangan otak yang lambat, pertumbuhan tubuh yang lambat, serta pubertas yang terlambat.

Perlunya Strategi Penanganan Nutrisi
Agar anak PJB terhindar dari malnutrisi, maka menurut dr Klar Yuliarti SpA (K) di hadapan komunitas PJB, nutrisi, dan alumni Blogger Academy Danone, perlu adanya strategi. Yang pertama yaitu orang tua rutin memeriksakan anaknya ke dokter untuk memantau tumbuh kembang anak. Apabila berat badannya jauh di bawah berat badan ideal maka perlu dilakukan intervensi. Target pertamanya yaitu si anak mencapai berat ideal sesuai dengan usianya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun