Seorang pendekar suatu ketika akan memilih jalannya sendiri, sisi terang atau sisi gelap. Meskipun berbeda jalan, pendekar terang dan hitam juga bisa terbujuk oleh nama, harta, dan kuasa. Narasi yang dikisahkan oleh Kakek Serba Tahu (Yayu Unru) mengawali kisah petualangan Wiro Sableng, pendekar 212, yang sakti sekaligus sableng.
Cerita berawal dari Wira kecil. Desa Jatiwalu, desa asal usulnya diserang oleh Mahesa Birawa (Yayan Ruhian) dan anak buahnya. Ayah ibunya, Ranaweleng (Marcell Siahaan) dan Suci (Happy Salma) tewas dibunuh Mahesa. Wiro kecil diselamatkan Sinto Gendeng (Ruth Marini) dan kemudian jadi muridnya.
Tujuhbelas tahun kemudian, Sinto mewariskan kapak maut naga geni dan batu hitamnya kepada Wiro. Pemuda kocak itu juga mendapat rajah 212 ke dada dan telapak tangannya. Sinto lalu berpesan kepada Wiro mencari muridnya yang durhaka, Mahesa Birawa.
Ia juga berjumpa dengan para pendekar putih, Â Anggini (Sherina Munaf) dan gurunya, Dewa Tuak (Andy/Rif), Santiko/Bujang Gila Tapak Sakti (Fariz Alfarizi), dan Bidadari Angin Timur (Marsha Timothy). Apakah Wiro Sableng dan kawan-kawannya dapat melindungi keluarga kerajaan dan mengalahkan Mahesa Birawa?
Wow satu studio di Cijantung full, bahkan show terakhir juga penuh sesak. Animo masyarakat rupanya sangat tinggi pada film ini.
Ada kejutan sebelum film diputar. Dua pemeran film hadir menyapa penonton. Keduanya mengajak penonton menirukan cara berpose membentuk lambang 212.
Sebenarnya kisah Wiro Sableng 212Â ini sederhana dan jamak dijumpai di film-film. Kisah murid yang durhaka, anak yang membalas dendam ke pembunuh orang tuanya, dan misi menyelamatkan keluarga kerajaan mudah dijumpai baik di film lokal maupun film mancanegara. Meski demikian, Wiro Sableng ini menghibur. Ia bukan jenis film yang membuat berpikir dan merenung. Nikmati sajalah aksi dan komedinya, juga adegan laganya yang seru.
Aku sendiri bukan pembaca setia Wiro Sableng, tapi lumayan sering menonton serialnya yang masa itu diperankan oleh Ken-Ken. Berbeda dengan pasangan yang merupakan penggemar berat dan melahap hampir semua koleksi bukunya. Oleh karenanya ia cukup hafal dengan jurus dan lawan-lawan tangguh Wiro Sableng, dan memberitahuku tentang ringkasan cerita di tiap buku.