Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Mile 22" Iko Uwais Bikin Penasaran, Ternyata Filmnya Tak Sesuai Harapan

22 Agustus 2018   11:53 Diperbarui: 23 Agustus 2018   10:01 5719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iko Uwais banyak porsinya dalam Mile 22 (dok. iMDB)

Kecewa. Itu yang kurasakan setelah menonton Mile22. Sudah lama film ini digadang-gadang sebagai film laga hebat, tapi ternyata jauh di bawah harapan. Mile 22 seperti film laga kelas B, hanya mengandalkan ledakan dan adegan brutal, tetapi miskin pengembangan karakter dan cerita. Beberapa adegan memiliki tempo yang cepat seolah-olah mengajak penonton lari maraton. Untunglah masih ada Iko Uwais yang banyak dapat porsi di sini.

Adegan awal Mile 22 sebenarnya menarik. Terdapat misi CIA dengan kode overwatch untuk menyingkap markas rahasia intelijen Rusia di Amerika. Tim komando taktis lapangan diberi kode child, sedangkan supervisor, James Bishop (John Malkovich) diberi kode mother.

Misi mereka menemukan lokasi Cesium dan menghancurkannya. Misi itu kemudian berlangsung kacau. Ada korban di pihak CIA. Pihak lawan kemudian semua dihabisi oleh tim misi yang dipimpin James Silva (Mark Wahlberg). Termasuk, remaja 19 tahun yang memohon agar tak dibunuh.

Cerita bergulir ke 16 bulan kemudian. Satu Cesium belum berhasil diketahui lokasinya. James Silva menjadi kesal dan bersikap menyebalkan ke anak buahnya, Alice Kerr (Lauren Cohan), Sam Snow (Ronda Rousey), dan Douglas (Carlo Alban). Mereka mencarinya hingga ke Asia Tenggara, ke suatu negara fiktif bernama Indocarr yang warganya berbahasa Indonesia.

Iko berperan sebagai Li Noor, peminta suaka (dok. iMDB)
Iko berperan sebagai Li Noor, peminta suaka (dok. iMDB)
Hingga suatu ketika datang seorang polisi lokal, Li Noor (Iko Uwais) ke kedutaan Amerika. Ia meminta suaka dengan tawaran menyerahkan kode informasi penting tentang keberadaan Cesium. Informasi tersebut tersimpan di cakram yang akan rusak dengan sendirinya dalam waktu beberapa jam. Li akan menyebutkan kodenya jika ia sudah siap terbang.

Perjalanan dari kedutaan menuju bandara hanya 22 mil atau 35,4 Km. James Silva kembali meminta bantuan Bishop untuk memandu jalannya ke bandara. Namun, perjalanan tersebut berlangsung alot. Ada banyak serangan, baik dari senjata api, granat, maupun serangan tak terduga lainnya. Apakah Li Noor berhasil tiba dengan selamat ke bandara?

Ada banyak adegan brutal (dok. iMDB)
Ada banyak adegan brutal (dok. iMDB)
Alurnya kurang jelas dan temponya bikin ngos-ngosan
Aku menyukai beberapa film Peter Berg seperti Lone Survivor dan Deepwater Horizon. Ia sutradara yang baik meski filmnya Battleship banyak mendulang kritikan. Mark Wahlberg tak diragukan. Ia banyak membintangi film blockbuster dan filmnya seperti Rock Star, Ted, Fear, Planet of TheApes, dan The Fighter juga asyik dinikmati.

Iko Uwais sendiri sejak membintangi The Raid dan berlanjut ke The Raid 2 dilirik oleh sineas Hollywood. Ia sempat muncul di Star Wars: The Force Awaken dan Man of Taichi meski porsinya kecil. Ia juga terlibat dalam Beyond Skyline namun pemutaran film ini terbatas. Menurutku film Mile 22 ini merupakan awal yang cerah bagi karir Iko Uwais di Hollywood karena ia menjadi pemeran utama dan porsinya lumayan besar.

Yang bikin film ini minus (mengandung spoiler).

Entah kenapa jalan ceritanya tidak dikemas dengan saksama. Bahkan film buatan dalam negeri, Headshot, yang juga film Iko Uwais, masih lebih menarik dan jauh lebih bagus daripada Mile 22. Film Mile 22 ini terbantu berkat rasa penasaran akan performa Iko Uwais dan twist ending-nya yang membuat penonton nyengir.

Alasan pertama film ini kurang nyaman ditonton adalah pace atau temponya. Di sini Mark seperti ngerap. Ia banyak berbicara dengan tempo cepat. Ada banyak kilasan adegan yang berlangsung bak kilat. Penonton dijejali terlalu banyak informasi, tanpa tahu jelas apa kegunaannya.

Kedua, beberapa adegan menggunakan kamera yang bergoyang. Mungkin maksudnya menunjukkan kejadian itu nyata dan direkam oleh kamera amatiran.

Selanjutnya, ceritanya menggunakan latar negara fiktif, Indocarr, dengan beberapa pelaku menggunakan bahasa Indonesia. Tapi latarnya bukan di Indonesia, demikian juga penampilan warganya di film tersebut. Negara tersebut disebut dalam film ini pemimpinnya korup dan terdengar Papua disebut-sebut. Hemmm apa maksudnya ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun