Rasanya sulit mengusir hawa liburan, setelah minggu lalu libur panjang dan besok (22/8) juga tanggal merah. Konsentrasi jadi susah. Inginnya nonton pertandingan di Senayan, tapi apa daya kerjaan juga masih banyak. Akhirnya sambil bekerja, sesekali menyaksikan streaming pertandingan. Biar mood tetap hepi karena yang lain cuti, maka nonton streaming pun ditemani ngemil Soyjoy Crispy.
Omong-omong tentang gaya hidup sehat, mereka yang bekerja di bidang teknologi informasi (TI), rata-rata sulit menjalankannya. Waktu masih jaman kuliah, aku pernah merasakan sakit maag karena kerap menunda-nunda waktu makan. Dengan alasan pusing memikirkan tugas, terutama tugas berkaitan dengan pemrograman, maka berupaya betah-betah di layar.Â
Ternyata korbannya selain aku juga banyak. Mungkin pihak klinik pun hafal dan sudah mulai bosan untuk mengingatkan agar jaga makanan, berperilaku hidup sehat, dan tidak seharian hanya ada di belakang layar. Oh ya satu lagi penyakit di luar maag dan typus, yakni penyakit anti sosial, akrabnya hanya dengan layar dan keyboard, jarang berolah raga dan main di luar. Kini penyakitnya mulai bergeser, bukan lagi maag dan typus, namun lebih ke obesitas dan kolesterol tinggi.Â
Ketika bekerja di kawasan Jakarta Pusat, aku punya rekan kerja yang suka mengingatkanku untuk hidup sehat. Ia pria usia 50-an asal Manado yang berpenampilan sehat dan bugar di usianya yang tak lagi muda.
"Puspa, kalau sarapan biasanya makan apa?" Aku dengan santai menjawab kalau ada mi instan, ya makan mi instan, kalau ada traktiran mi Yamien atau nasi tim ya makan itu. Kalau nggak ada, ya sudah nggak sarapan, sekalian makan siang. Dia tertawa. Dasar anak kosan, celetuknya.
Dia bercerita sudah lama ia sarapan pagi dengan oatmeal. Eh makanan apa itu? tanyaku. Ia menjawab jika itu seperti cereal kemasan tapi lebih murni dan kental. Karena aku masih belum tahu maka ia membawanya besok. Ia menunjukkanku takarannya. Biasanya ia memakannya tawar atau dengan sedikit gula. Biar lebih enak maka bisa memasaknya dengan susu dan menambahkan sedikit gula.
Aku mulai menirunya. Ternyata menyantap oatmeal itu kurang enak. Aku mencoba menambahkan susu dan sedikit gula, rasanya lebih enak sih, tapi lidahku kurang suka. Aku tapi mencoba memaksakan diri untuk menyantapnya tiap hari sebagai sarapan. Kadang-kadang kutambahkan pisang biar lebih enak.
Kawanku lainnya bercerita jika ia menambahkan kuah soto sebagai teman makan oatmeal ini. Hehehe memang cocok ya? Kata dia awalnya agak aneh, tapi lama-kelamaan sih lidah bisa menerimanya.
Ada lagi kawanku yang menyarankanku mencoba untuk memperbanyak menyantap nasi merah dibandingkan nasi putih. Nasi merah disantap dengan teri dan tumis cabe hijau memang sedap. Tapi aku masih jarang menerapkannya karena aku masih kesulitan menemukan kombinasi lauk dan sayuran yang pas untuk nasi merah. Baru kadang-kadang saja aku menyantapnya. Ketika aku tidak bekerja lagi di tempat tersebut, aku makin jarang mengonsumsi nasi merah dan sarapan oatmeal.Â
Aku jadi memulai lagi kebiasaanku sarapan dengan oatmeal. Awalnya memang tidak enak, tapi setelah seminggu berlalu, aku mulai terbiasa. Ketika kawanku tersebut tahu aku mengantuk dan lapar pada sore hari ia membolehkanku mengambil salah satu simpanan snack sehatnya, aku mengambil SOYJOY rasa pisang. Dari ia, aku akhirnya mengenal varian SOYJOY lainnya seperti rasa raisin almond, berry, dan mango coconut. Yang terbaru dan rasanya tak kalah enak adalah SOYJOY Crispy rasa vanilla.Â