Menteng 31 atau Gedung Joang 45 menjadi salah satu bangunan favorit dalam tur napak tilas perjuangan bangsa merebut kemerdekaan. Di tempat inilah para pendiri bangsa berdiskusi dan merancang strategi untuk merebut dan kemudian mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sudah sering aku melewati bangunan ini, tapi baru pada tur Cikini-Menteng bersama Jakarta Good Guide aku bisa mengamati koleksi cagar budaya ini dengan lebih seksama. Aku juga dapat wawasan sejarah lebih banyak karena ada guide-nya.
Saat itu masih pagi. Tepat jam 08.00 museum ini pun dibuka untuk umum. Tiket masuknya murah hanya Rp 5 ribu untuk pengunjung dewasa. Sedangkan untuk pelajar/mahasiswa dan anak-anak hanya Rp 3 ribu dan Rp 2 ribu.
Gedung berpilar yang nampak megah ini awalnya adalah sebuah hotel yang dimiliki oleh L.C Schomper sehingga juga disebut Hotel Schomper. Selanjutnya bangunan ini dirampas oleh Jepang ketika Belanda menyerah pada perang dunia kedua.Â
Pada masa Jepang, tempat ini menjadi pusat untuk menyebarkan propaganda Jepang. Kemudian oleh Ganseikanbu Sendenbu, tempat ini dijadikan pusat pendidikan politik para pemuda. Sejak itu bangunan tersebut menjadi tempat berkumpulnya para pemuda untuk berdiskusi dan merancang strategi berbagai aksi.Â
Di teras bangunan terdapat patung Bung Karno dan Bung Hatta mengapit pintu masuk. Di sisi lainnya terdapat gambar dan cap telapak tangan para perempuan hebat yang merupakan pejuang 45 dan pengisi pembangunan seperti Fatmawati Soekarno, Raden Dewi Sartika, RA Kartini, Martha Cristina Tiahahu, Tjut Nyak Dien, Tjut Nyak Mutia dan lain-lain.
Koleksi museum ini meliputi dokumentasi peresmian Gedung Joang, foto repro aksi tahun 1945-1950, replika poster propaganda Jepang, diorama, dan mobil dinas REP 1, REP 2, dan mobil peristiwa Cikini.