Petang hari selepas jam kerja, kedua rekan kerjaku nampak akur di depan laptop. Pandangan mereka nampak fokus di layar. Jari-jemari mereka dengan lincah memainkan joystick (wireless gamepad). Keduanya sedang asyik bermain gim sepakbola online, Fantasy Premier League.
Permainan sepakbola online paling banyak menjadi favorit di lingkungan tempat kerjaku. Dengan permainan ini mereka bisa merasakan serunya menjadi manajer sebuah tim sepakbola, dari mempersiapkan bujet untuk membeli pemain, menyusun formasi, dan mengetahui kondisi tim lawan.Â
Selain Fantasy Premier League, gim online lainnya yang juga masih banyak dimainkan adalah Pokemon Go yang dulu sempat hits, juga Clash Royale dan Lord Mobile.
Kawanku satu lagi, sebut saja, Mumun, termasuk yang mengikuti perkembangan gim online. Ia dua tahun lalu aktif bermain Clash of Clan (CoC), kemudian pada 2017 ia keasyikan bermain Moba alias Mobile Legend. Moba itu mengasyikkan karena bentuk permainannya yang tim 5 vs 5. Lima pemain itu bisa membuat grup sendiri atau nanti diacak oleh sistemnya.
Tahun ini ia lebih suka bermain PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG). Kalau ada yang baru lagi tentu ia juga akan mencobanya karena gim itu dinamis, perkembangannya sangat cepat. Ia tak masalah bermain gim di konsol sendirian ataupun bermain gim secara online, sama-sama seru.Â
Baginya gim online itu hanya memudahkan untuk terhubung dengan user dari tempat lain. Karena gimnya harus terkoneksi dengan internet maka sambungan internetnya juga harus stabil dan cepat.
Sudah dapat duit berapa dari main gim online? Ia menggeleng. Ia sebenarnya tertarik dengan lomba-lomba gim, tapi belum begitu ingin untuk mencobanya. Gim baginya masih sebagai sarana hiburan belaka.
Omong-omong tentang gim, aku dulu juga sempat jadi gamer. Tapi dulu hanya main di konsol dan komputer. Sifat gim yang kumainkan rata-rata yang sifatnya menghibur. Gim favoritku adalah The Legend of Zelda dan Chip & Dale. Berbeda dengan kakak dan pasanganku. Keduanya maniak game, termasuk yang sifatnya strategi. Dulu kakakku rela begadang demi menuntaskan permainannya.
Terkait dengan e-sport yang bakal menjadi salah satu cabang olah raga yang dipertandingkan di Asian Games, bagi gamer, hal tersebut merupakan kabar yang menarik. Ada semacam pengakuan dan prestise.
Bagi gamer yang hanya bermain sebagai sarana hiburan, menjadi atlet e-sport adalah sebuah langkah yang serius dan memerlukan komitmen. Menjadi atlet e-sport tidak sembarang gamer bisa melakukannya. Ia bisa menjadi profesi dan mendatangkan uang cukup banyak. Namun, profesi di bidang e-sport memang belum begitu populer di Indonesia.
Memangnya e-Sport itu Bisa Disebut Olah Raga?