Aktitvitas lebaran di kampung halaman besok seperti apa ya? Hari pertama lebaran sih biasanya sih standarnya sholat Idul Fitri dilanjut bersilaturahmi ke para tetangga. Lalu kami bermacetan menuju makam nenek dan sanak saudara yang mendahului kami. Kemudian, para saudara pun tiba. Kami asyik mengobrol sambil menyantap hidangan lebaran. Setelah itu? Jalan-jalan dong. Eh tapi aku sudah mencuri start untuk yang terakhir.
Hari ini kegiatan utama kami adalah memasak hidangan lebaran. Biasanya kami membuat ketupat dengan lauk-pauknya yang komplet. Ada ketupat dan lontong buatan sendiri yang bakal bersanding dengan opor ayam, sayur labu, sambal goreng krecek, dan telur petis. Jangan lupa juga es podeng, yakni hidangan dingin yang terdiri dari manisan kolang-kaling, setup nanas, nata de coco, dan agar-agar susu, lalu disiram dengan potongan es batu, air setup nanas dan diberi topping susu kental manis putih.
Tapi sepertinya menu tahun ini berbeda. Ibu sudah agak lelah memasak hidangan lengkap, sementara kakak perempuanku baru datang selepas sholat Idul Fitri besok. Menu hidangan lebaran besok sepertinya tidak jauh beda dengan hari-hari biasanya meskipun juga masih istimewa. Aku akan membantu Ibu memasak rendang daging sapi, rawon dengan telur asinnya, plus udang goreng. Menu esnya belum kupikirkan, mungkin hanya es nata de coco, setup nanas plus agar-agar minus manisan kolang-kaling.
Kami akan mulai memasak siang ini. Setelahnya, aku akan memasukkan lembaran-lembaran uang baru ke dalam amplop yang sudah kupersiapkan. Uang galak gampil atau salam tempel itu akan kubagikan ke para keponakan yang masih kecil. Hari ini aku juga akan membantu ibu membersihkan rumah dan menata kue-kue lebaran di ruang tamu. Jika masih ada waktu, aku akan kembali mengajak ketiga keponakanku jalan-jalan keliling kota Malang.
Tinggal di kota yang banyak tempat wisatanya itu ada poin plus dan minusnya. Asyiknya, pilihan berwisatanya banyak. Tinggal pilih. Mau wisata pantai atau wisata pegunungan? Belum lagi wisata buatan yang makin ngehits dan seolah-olah selalu ada yang baru.
Minusnya, seringkali terutama pada saat libur panjang dan libur lebaran kami para warga lokalnya malah kesulitan menikmati obyek wisata di daerahnya. Para wisatawan dari daerah sekitar seperti Surabaya pun mengerumuni daerah-daerah wisata, khususnya di kawasan wisata Batu. Jalanan menuju dan kembali dari Batu macet parah dan obyek wisatanya penuh sesak. Untuk mencobai satu wahana saja, antrinya bisa panjang bukan main.
Kemarin kami sudah lewat situ dan ketiga keponakanku sudah berteriak-teriak agar kami berhenti dan main di situ. Meskipun masih masuk bulan puasa rupanya peminatnya banyak. Parkiran kendaraan nampak penuh sesak. Sedangkan ke tempat wisata lainnya mereka sudah kurang tertarik karena sudah pernah kesana berulang kali.
Akhirnya aku mengajak mereka ke hutan pinus. Tapi ketiga keponakanku nampak kurang tertarik. Ya, akhirnya aku mengalah, mengajak ke tempat wisata murah meriah saja di Batu, ke Alun-alun Batu. Mumpung Batu masih nyaman dijelajahi, selepas sholat Idul Fitri, jalanan Batu bakal penuh sesak.