Suasana damai terasa ketika menikmati pemandangan di pinggir danau Kenanga. Danau itu terhampar luas dan arusnya nampak tenang. Pepohonan yang menaunginya bikin mata makin segar ketika menikmatinya. Duduk-duduk di sini setelah Ashar merupakan aktivitas ngabuburit yang hemat karena tidak mengeluarkan biaya.
Tempat ngabuburitku berubah-ubah sesuai dengan perubahan domisiliku. Saat masih kecil hingga besar di Malang, aku paling suka duduk-duduk di sekitar sekolah, di Alun-Alun Bunder di depan kantor walikota. Saat itu kolam teratainya belum dipagari seperti sekarang.
Jalan-jalan sore dari Stasiun Kota Baru menuju Alun-Alun Bunder kemudian dilanjutkan ke Alun-Alun Kota Malang merupakan kegiatan yang menyenangkan. Apalagi jika sempat singgah ke Jalan Majapahit yang dulu dipenuhi lapak buku dengan harga miring. Yang tak kalah seru yaitu menikmati sore hari di jalan Ijen yang rindang atau sambil singgah di perpustakaan kota Malang.
Kadang-kadang kawanku mengajak ke Taman Budaya Jawa Timur Cak Durasim dan Balai Pemuda Surabaya untuk menikmati acara seni. Biasanya di Cak Durasim ada anak-anak dan remaja yang berlatih menari. Sedangkan di Balai Pemuda sering diadakan pameran seni kria. Lumayan memanfaatkan waktu dengan menambah wawasan tentang seni budaya.
Setelah merantau ke Jakarta maka yang suka jadi tempat menghabiskan waktu adalah taman dengan rumah kaca segitiga alias Taman Menteng. Rumah kaca ini yang bikin taman ini unik dan menarik. Di sini ada berbagai permainan anak dan hawanya segar, juga ada musholanya. Tak jauh dari kompleks taman juga ada beragam penjaja makanan.
Setelah tinggal di pinggiran Jakarta maka lokasi ngabuburit pun bergeser. Kali ini di kawasan Jakarta Timur dan Depok. Ada dua danau dan dua kawasan hijau yang jadi favorit. Mereka adalah Danau Kenanga UI, Danau alias Situ Pedongkelan di daerah Pedongkelan yang tak jauh dari mako Brimob dan Kelapa Dua. Dua lainnya adalah Taman Cijantung yang terletak di sebrang Grha Cijantung dan Hutan Kota Kalimantan di kompleks Mako Kopassus, Cijantung. Keempat tempat ini punya kesamaan, tak jauh dari rumah, murah karena cuma-cuma, dan bikin segar mata dan organ pernafasan.
Sedangkan di Situ Pedongkelan memang tempatnya masih sederhana. Di sini biasanya digunakan untuk memancing dan juga ada perahu bebek untuk digunakan berkeliling danau. Di sekitar situ ada beberapa penjual yang menawarkan takjil. Biasanya tempat ini ramai oleh keluarga saat sore hari untuk ngabuburit.