Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Terbang Minim Was-was dengan Lebih Paham Prosedur Keselamatan Penerbangan

12 April 2018   17:14 Diperbarui: 12 April 2018   20:58 2522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses simulasi evakuasi di air (dokpri)

Siapa yang suka bepergian dengan pesawat? Saya spontan mengangkat telunjuk tangan. Oleh karena jarak Jakarta ke Malang cukup jauh jika ditempuh dengan transportasi darat, saya lebih suka naik pesawat. Hanya sekitar 1,5 jam sudah tiba di Malang, tidak perlu waktu hingga seharian atau lebih. Selain cepat dan praktis, menurutku transportasi udara ini paling aman apabila dibandingkan baik bus, kereta, kendaraan pribadi, maupun transportasi laut.

Mengapa transportasi udara disebut mode transportasi yang teraman? Ada banyak lembaga yang menyebutkan berkendara dengan pesawat paling aman. Salah satunya adalah Aviation Safety Network. 

Menurut lembaga tersebut selama 40 tahun terakhir ini dan setiap dekade terjadi penurunan drastis angka kecelakaan pesawat terbang. Rasio kecelakaan pesawat komersil berdasarkan data National Highway Traffic seperti dilansir oleh portal trivia dan medium lebih kecil dibandingkan kecelakaan lalu lintas, perbandingannya berkisar antara 5 juta kecelakaan di darat dan 20 kecelakaan pesawat terbang atau 1: 1,2 juta. Angka tersebut menunjukkan angka kecelakaan pesawat tergolong kecil, peluang kejadiannya satu di antara 1,2 juta penerbangan.

Angka kecelakaan penerbangan tergolong minim dikarenakan standar keamanan di pesawat yang tinggi. Sistem keamanan pesawat telah dirancang sedemikian rupa sehingga aman dan minim risiko. Meskipun demikian, awak pesawat dan penumpang tidak boleh lengah karena risiko kecelakaan bisa muncul dari berbagai faktor. Oleh karenanya, para awak pesawat dan penumpang diharapkan untuk tetap berhati-hati selama penerbangan dan memahami dengan baik prosedur pendaratan darurat. Bagaimana dengan Kalian, apakah Kalian sudah benar-benar paham dengan prosedur keselamatan dan siap sedia jika terjadi pendaratan darurat?

Pesawat mode transportasi yang aman dibanding transportasi lain berdasar data (dokpri)
Pesawat mode transportasi yang aman dibanding transportasi lain berdasar data (dokpri)
Siapapun tentu ingin terbang dengan aman, nyaman, dan selamat, mulai dari pesawat lepas landas, kemudian ketika pesawat masih di atas angkasa hingga proses mendarat. 

Aku sendiri juga selalu merasa agak deg-degan jika pesawat mulai bersiap-siap memasuki bandara Abdulrahman Saleh, Malang, meskipun sudah berulang kali melakukannya. Menurutku perasaaan was-was selama proses pendaratan itu wajar karena sama halnya dengan proses lepas landas, dua aktivitas ini sangat kritis dalam penerbangan. Jika terjadi permasalahan saat proses mendarat maka bisa saja dilakukan pendaratan darurat.

Untunglah hingga saat ini pesawat yang kutumpangi  tidak pernah mengalami pendaratan darurat dan aku juga tidak ingin mengalaminya. Paling buruk,aku hanya pernah mengalami tujuan pesawat untuk sementara waktu dialihkan karena arah bandara tujuan sedang mengalami cuaca buruk. Namun, aku mendapatkan ilmu berharga di sebuah penerbangan dari Malang menuju ke Jakarta.

Diingatkan Agar Lebih Memerhatikan Prosedur Keselamatan Penerbangan

Pengalamanku bersingunggan dengan pintu darurat terjadi ketika aku hendak kembali ke Jakarta. Waktu itu aku memasuki kabin dengan langkah ringan. Setelah menikmati liburan beberapa hari di kampung halamanku di Malang, aku siap kembali merasakan kesibukan di Jakarta. Rasanya hari itu penerbangan akan berlangsung nyaman. 

Kami boarding sesuai dengan waktu yang ditentukan dan aku mendapat kursi di tempat favoritku, di dekat jendela. Ketika tiba di nomor kursi sesuai tiket, aku senang melihat ruang kedua kaki lebih lebar daripada biasanya. Wah kakiku bisa bergerak lebih nyaman nih. Baru ketika seorang pramugari menyapaku dan melihat jendela kiriku, aku baru paham jika saat itu aku duduk di dekat pintu darurat (emergency exit doors).  

Pramugari itu memerhatikanku dan menanyakan apakah aku mampu membuka pintu darurat tersebut. Melihat penampilan fisikku ia nampak ragu dan kemudian memintaku berpindah tempat duduk dengan pria yang duduk di sebelahku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun