Menuk (Revalina S. Temat) bekerja di restoran Chinese Food sehari-seharinya. Ia berkerudung dan satu di antara beberapa karyawan muslim yang betah bekerja di sana, padahal restoran tersebut juga menjual makanan non halal. Sementara itu, Surya (Agus Kuncoro) ragu menerima peran sebagai Yesus Kristus di acara paskah karena ia seorang muslim. Kisah-kisah tersebut tersaji dalam film Tanda Tanya (?) yang menjadi pilihan  nobar spesial KOMiK hari ini (Sabtu, 7 April 2018).
Dikisahkan dalam film ini hubungan Menuk dan pemilik restoran, Tan Kat Sun (Henky Sulaiman) sangat baik. Restoran tersebut memilah peralatan memasak untuk makanan halal dan non halal sehingga pengunjungnya beragam, stafnya juga dibebaskan untuk beribadah. Namun Menuk merasa prihatian dengan sikap suaminya, Soleh (Reza Rahardian). Soleh uring-uringan karena masih pengangguran.
Sahabat Menuk, Rika ( Endhita) juga memiliki masalah sejak ia bercerai dan berpindah agama. Anaknya menganggap ibunya berubah. Rika punya pengagum, kawannya sendiri, Surya (Agus Kuncoro) yang kecewa karir beraktingnya hanya berjalan di tempat. Ada lagi sosok Ping Hen/Hendra (Rio Dewanto), putra pemilik restoran yang ingin mengubah restoran keluarganya. Ia kerap berselisih dengan ayahnya, terutama tentang sikap menghargai ayahnya terhadap staf dan masyarakat yang berlainan agama.
Kelima sosok itu dihadapkan pada permasalahan masing-masing. Mereka menghadapi dilema dengan tudingan orang-orang di sekitarnya dan keyakinan mereka.
Film Tanda Tanya menurut saya relevan dengan kondisi saat ini. Di tengah suasana yang tidak kondusif di bumi nusantara ini dimana sedikit-sedikit ada gejolak di masyarakat karena isu agama maka menonton film ini bikin adem.
Kisah yang disampaikan dalam film ini merupakan representasi dari kondisi masyarakat Indonesia sebenarnya. Mungkin memang ada beberapa daerah yang nilai toleransinya rendah, namun sebagian besar di daerah Indonesia sangat menjaga kerukunan beragama. Keberagaman dalam film Tanda Tanya ini menunjukkan wajah Indonesia yang indah.Â
Bagaimana pemilik restoran yang berdarah Tionghoa tersebut berupaya menyiapkan makanan untuk mereka yang akan merayakan paskah memang merupakan sesuatu yang lumrah di beberapa tempat. Di film juga digambarkan bagaimana banser NU ikut menjaga keamanan saat paskah seperti yang juga biasa terjadi di dunia nyata.
Meskipun film ini adem, namun rupanya isi film ini dianggap kontroversial. Banyak yang menentang dan mendemo saat film ini diluncurkan tahun 2011. Namun, Hanung Bramantyo nampaknya tidak kapok untuk membuat film bertema toleransi. Ia membuatnya lagi dalam film Cinta Tapi Beda yang juga kontraversial. Meskipun tidak segamblang dalam film-film sebelumnya, Hanung menyisipkan gagasannya tentang pluralisme dan toleransi dalam Kartini dan Rudy Habibie.
Yang saya sukai dalam film Tanda Tanya ini adalah wajah dari salah satu sudut Semarang yang apa adanya. Di Pasar Baru, yang menjadi sentral aktivitas para tokoh, jalanan sering terlihat becek, pemukiman dan restorannya juga sederhana. Gambaran yang realistis.
Dari jajaran akting, untuk Reza sudah tak lagi diragukan. Di sini yang mencuri perhatian adalah duo Endhita dan Agus Kuncoro. Endhita tampil sebagai wanita percaya diri yang berani menjadi dirinya sendiri. Sementara, Agus Kuncoro tampil natural sebagai aktor figuran yang memiliki pilihan dilematis akan karirnya dan cinta platonisnya terhadap Rika.