"I'm not a hero like my father was" (Jake Pentecost, Pacific Rim 2: Uprising)
Sepuluh tahun setelah portal berhasil ditutup, wilayah di sekitar Samudera Pasifik pun aman. Ancaman dari para kaiju, monster dari antaverse, pun terhenti. Negara-negara yang wilayah pesisirnya hancur karena serangan kaijupun mulai berbenah. Meski demikian, program Jaeger, robot humanoid raksasa masih berlanjut. Apa yang harus diwaspadai kali ini?
Peperangan bertahun-tahun melawan kaiju itu menyimpan trauma bagi sebagian warga. Jake Pentecost (John Boyega) berupaya memilih jalan hidup sendiri, lepas dari bayang-bayang nama besar ayahnya, Komandan Stacker Pentecost yang menjadi pahlawan dalam pertempuran besar menutup portal (The Breach), yang menjadi gerbang para kaiju masuk ke wilayah Pasifik. Sedangkan Amara Namani (Cailee Spaeny, yang keluarganya tewas saat serangan kaiju, memilih merakit sendiri Jaeger berukuran kecil untuk berjaga-jaga jika suatu saat mereka kembali.
Takdir membawa keduanya menuju pusat pelatihan pilot Jaeger, PPDC. Komandan Mako Mori (Rinko Kikuchi), putri adopsi Stacker dan kakak Jack, berharap adiknya kembali jadi salah satu pilot Jaeger. Jack merasa terbebani dan ingin segera kabur dari pusat pelatihan tersebut. Ayahnya dan kakaknya adalah para pahlawan, sedangkan ia merasa sebagai pecundang. Berlainan dengan Jack, Amara malah sangat antusias diangkat menjadi kadet. Namun rupanya, menjadi pilot Jaeger tak mudah.
Wah akhirnya tadi malam saya menonton juga film sekuel Pacific Rim ini. Lima tahun lalu saya dan pasangan menonton film ini dengan antusias. Bagi pecinta film robot raksasa Jepang alias mecha dan para moster atau kaiju, memang film ini sangat mengasyikkan.
Ada banyak film Jepang yang bercerita tentang robot dan monster. Zaman dulu ada Voltus, Ultraman, dan Godzilla cs, kemudian ada Gundam. Yang beken pada tahun 2000-an dan membahas sinkronisasi syaraf robot dan manusia dua di antaranya adalah Evangelion dan Full Metal Panic!
Ada beberapa elemen lainnya dalam Pacific Rim yang mirip dengan yang ada di Evangelion selain sistem pilot dan kategorisasi kaiju, yaitu sistem perlindungan warga dari serangan kaiju. Ya sebenarnya tak heran sih karena Guillermo del Toro, penggagas cerita dan sutradara pertama Pacific Rim pernah bercerita jika ia menyukai film tentang robot dan monster di Jepang.
Dua tahun setelah Pacific Rim pertama tayang dan sukses, kabar pembuatan sekuelnya tak jelas. Oleh karenanya ketika pada tahun 2017 kabar sekuel ini muncul aku agak ragu, apalagi ketika tampuk sutradara berganti ke Steven S. DeKnight (Spartacus). Guillermo del Toro hanya berada di bangku produser. Ini merupakan proyek film layar lebar pertama Steven S. Â DeKnight sebagai sutradara dan melihat trailer-nya aku merasa cemas. Trailer-nya cukup buruk untuk ukuran film blockbuster dan kurang wah.
Ada yang bilang jangan nilai film dari trailer. Oke aku masih antusias menontonnya, meski cerita berubah, bukan lagi prekuel melainkan sekuel. Tapi akhirnya aku benar-benad kecewa. Film sekuel Pacific Rim ini benar-benar mengecewakan. Sangat jauh di bawah ekspektasi.