Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Soto Daging "Pak Marto" Gurih dan Kaya Nutrisi

26 November 2017   11:07 Diperbarui: 10 Agustus 2019   13:43 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat makannya relatif sederhana tapi rasa yang disajikan juara (dokpri)

Pagi-pagi seruput kuah hangat soto itu sebuah kenikmatan tersendiri. Apalagi jika sotonya gurih dan kaya nutrisi. Segudang aktivitas pun siap dilakoni.

Kami berkumpul di bandara Soekarno Hatta dini hari untuk penerbangan pagi pukul 05.30 menuju Jogjakarta. Sebagian peserta Danone Blogger Academy memutuskan tidak tidur malam harinya karena takut kebablasan, termasuk aku.

Sampai di bandara pukul 03:30 rupanya peserta sudah ramai. Agar tidak masuk angin, pihak Danone pun menyediakan nasi plus ayam goreng. Oleh karena sudah sempat sarapan roti dan minuman hangat di rumah maka aku enggan sarapan lagi dengan alasan masih kenyang. Inginnya sih segera masuk pesawat kemudian tidur sejenak.

Pak Syaiful rela melepas baju kebesarannya demi mengikuti Danone Blogger Academy (dokpri)
Pak Syaiful rela melepas baju kebesarannya demi mengikuti Danone Blogger Academy (dokpri)
Kami tiba di Jogjakarta sekitar pukul 07.00 pagi. Bus menyambut kami dan siap mengantar kami ke tujuan pertama, yakni ke Soto Pak Marto yang termasuk kuliner legendaris karena sudah hadir sejak tahun 1960-an.

Kami mendarat ke Jogja kemudian menuju Klaten (dokpri)
Kami mendarat ke Jogja kemudian menuju Klaten (dokpri)
Tempat makannya relatif sederhana, tidak yang wow banget. Kami kemudian bergegas menuju bagian dalam dan duduk berjajar di bangku kayu panjang.

Di meja sudah tersaji tahu bacem, perkedel kentang, dan sate telur puyuh. Wah ini nih yang bikin pengin untuk segera mencobanya. Tapi sebelumnya kami memesan minuman dulu sembari menunggu soto  daging dipersiapkan.

Kopi tubruk panas pun kuterima dengan riang. Rasanya belum benar-benar hidup dan melek jika belum seruput kopi hitam panas. Setelah sempat tidur di dalam pesawat, mata memang masih kriyep-kriyep, belum terbuka sepenuhnya. Slurp  slurp kopi hitam, badan pun mulai segar. Rasa enek dan sedikit mual pun tersingkir. Mata mulai terbuka. 

Akhirnya mangkok demi mangkok soto dihidangkan. Ini nih yang ditunggu-tunggu. Wah dengan hanya mencium aroma dan melihat penampilannya saja sudah bikin ingin segera menciduknya.

Tambahkan perkedel dan sate telur puyuh biar makin komplit (dokpri)
Tambahkan perkedel dan sate telur puyuh biar makin komplit (dokpri)
Semua sudah menerima mangkok soto daging. Aku menambahkan sate telur puyuh. Entah kenapa jika melihat sate telur puyuh ini ingat masa kecil. Ibu dulu suka membelikan telur puyuh jika bepergian.

Soto daging ini termasuk menu yang jarang kusantap. Karena lahir dan besar di Jawa Timur, maka sotonya rata-rata menggunakan daging ayam. Memang kadang-kadang juga beli soto daging atau yang juga disebut soto dok dari bunyi pisau saat mengiris daging sapi, tapi penampilannya beda dengan soto daging Pak Marto.

Jika biasanya soto daging itu warnanya agak keruh dan lebih gelap juga kental, soto daging Pak Marto berbeda. Sotonya bening dan nampak encer seolah-olah tak berkaldu. Padahal soto ini juga menggunakan kaldu daging sapi, namun dengan pengolahan khusus maka warnanya jadi bening dan rasanya jadi ringan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun