Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Agar Jakarta Tidak Macet Total Lima Tahun Kemudian

12 November 2017   23:55 Diperbarui: 13 November 2017   00:50 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakarta bisa mampat total lima tahun kemudian jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut (sumber: uber indonesia)

Rasanya sulit jika terus menyalahkan industri otomotif yang terus menawarkan mobil murah serta uang muka dan cicilan yang ringan untuk kepemilikan roda dua. Menangani kemacetan Jakarta itu bukan hanya tugas Dinas Perhubungan dan polisi lalu lintas, melainkan perlu peran serta dari masyarakat dan lembaga lainnya.

Saat ini ada banyak hal yang telah dilakukan untuk mengurai kemacetan, di antaranya menambah jumlah angkutan umum seperti bus TransJakarta dan meningkatkan kualitas layanan commuter line, melakukan contra flow pada kondisi tertentu, dan menambah titik park and ridesehingga masyarakat melanjutkan perjalanan dengan transportasi publik. Saat ini kemacetan juga dikarenakan sedang ada pembangunan MRT dan LRT, dimana jika mode transportasi publik itu telah diluncurkan, maka akan membantu mengurai kemacetan. Salah satu upaya lainnya untuk membantu mengurai kemacetan adalah melakukan ride sharing atau istilah yang lebih keren adalah nebeng.

Ride Sharing alias Nebeng Sebagai Salah Satu Solusi

Ride sharing atau nebeng ini sebenarnya bukan hal baru di Jakarta. Sejak tahun 2009 konsep ini mulai muncul dan semakin populer tiap tahunnya untuk mengantisipasi kemacetan dan juga menghemat biaya transportasi. Dengan jasa nebeng maka anggota komunitas tersebut bisa ikut naik mobil atau motor anggota lainnya yang satu arah dengannya. Namun sayangnya konsep yang digagas oleh berbagai komunitas ini terkadang terkendala oleh waktu. Jadinya jika ingin ikut nebeng harus memesan minimal beberapa jam atau sehari sebelumnya. Jumlahnya juga terbatas, bisa jadi ketika Kalian ingin ikut bergabung untuk nebeng, kuotanya sudah penuh.  

Ride sharing dalam versi modern ini kemudian dikembangkan oleh Uber dengan teknologi real time-nya.  Dengan konsep real time maka seseorang bisa ikut ride sharingpada saat itu juga dengan menggunakan aplikasi Uber yang bisa diunduh secara cuma-cuma. Cara menggunakannya  mudah, tinggal mendaftarkan nomor ponselnya dan melakukan verifikasi, kemudian bisa langsung menggunakan jasa ride sharing. Caranya, tinggal pilih alamat yang dituju dan tempat penjemputan. Selanjutnya bisa pilih naik Uber motor, UberX, UberXL, atau UberPool.

UberPool menggunakan konsep ride sharing sehingga ada rekan perjalanan searah dan biaya lebih hemat (skrinsut apps Uber)
UberPool menggunakan konsep ride sharing sehingga ada rekan perjalanan searah dan biaya lebih hemat (skrinsut apps Uber)
Ada tanda terimanya ketika menggunakan layanan Uber (skrinsut apps Uber)
Ada tanda terimanya ketika menggunakan layanan Uber (skrinsut apps Uber)
Aku sendiri jika sedang ingin bepergian beramai-ramai dengan teman, lebih suka menggunakan UberX karena kapasitasnya untuk maksimal empat orang. Jika kapasitasnya ingin lebih maka bisa menggunakan UberXL. Namun, jika sedang sendirian dan ingin menggunakan kendaraan roda empat  karena hujan atau karena kondisi sedang kurang fit maka aku pun menggunakan UberPool, dimana akan ada rekan perjalanan lainnya yang searah. 

Aku mengenal UberPool ini dari mba Anna, kompasianer. Ia menggunakan jasa ini beberapa kali. Menurutnya hemat dan aman. Aku pun mencobanya dan memang tarifnya lebih enak jika dibandingkan aku menggunakan UberX sendirian. 

Menurutku ada berbagai kemudahan menggunakan metode ride sharing selain lebih hemat dan tentunya lebih nyaman karena tidak perlu menyetir kendaraan sendiri sehingga ketika dalam kendaraan bisa digunakan untuk membaca atau sarapan jika belum sempat. Selain itu, sangat membantu untuk perjalanan ke tempat-tempat yang susah diakses kendaraan umum. Ya, harapanku ke depan Jakarta semakin banyak memiliki transportasi publik yang nyaman dan berbagai pilihan mode transportasi publik yang aman. 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun