Seekor penyu nampak menderita kesakitan. Lubang hidungnya nampak tersumbat sesuatu. Awalnya  diduga penyebabnya adalah cacing, tapi bukan. Ternyata penyebabnya adalah sedotan plastik. Sedotan plastik yang panjang tersebut masuk dan menyumbat hidung si penyu. Adegan penyelamatan si penyu tersebut begitu mengharukan. Mata si penyu mengernyit menahan kesakitan ketika sedotan sepanjang 14 cm tersebut dikeluarkan, sementara darah dari lubang hidungnya menetes.
Kasihan penyu tersebut. Melihat adegan dalam video yang diputar oleh Syir Asih Amanati, Program Manager, Greeneration Foundation,membuat mataku berkaca-kaca. Bagaimana jika korbannya bukan hanya satu penyu, melainkan penyu-penyu lainnya dan tidak terdeteksi.
Pada acara Danone Blogger Academy, Sabtu (4/11), tersebut kemudian ditunjukkan korban-korban sedotan plastik lainnya. Ada berbagai satwa laut yang menderita, ada pula yang meninggal dan isi perutnya adalah sedotan plastik dan sampah plastik lainnya. Para korban tersebut di antaranya paus dan lumba-lumba, juga penguin.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Plymouth University seperti dilansir oleh laman onegreenplanet.org (1/7), sedotan plastik dan sampah plastik mengancam keberadaan 693 jenis satwa laut. Di dalam tubuh mereka terdapat sedotan plastik, sehingga  jika hal tersebut dibiarkan maka bisa jadi suatu ketika ratusan spesies tersebut akan punah gara-gara sedotan plastik. Padahal keberadaan satu spesies bisa mempengaruhi spesies lainnya dalam hal rantai makanan. Oleh karenanya sedotan plastik bisa mengancam ekosistem lautan.
Sedotan Plastik Memudahkan tapi Berbahaya
Meminum jus, bubble, atau minuman dingin lainnya memang lebih enak dengan sedotan plastik. Minumnya bisa perlahan-lahan dan memudahkan bagi anak-anak. Sedotan plastik membantu manusia, namun, realita menunjukkan sedotan plastik tidak ramah bagi lingkungan dan satwa.
Sedotan plastik bermula pada tahun 1960-an. Sejak saat itu berbagai penjuru dunia menggunakan sedotan plastik terutama usaha yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Sedotan plastik dianggap sesuatu yang sederhana, hingga kemudian bahayanya bagi lingkungan dan satwa lautan terdeteksi.
Sedotan plastik itu sangat sulit terurai sehingga jika tidak berakhir di tempat sampah, ya didaur ulang menjadi kerajinan tangan. Sedotan plastik tersebut bisa tertiup angin atau ketika hujan deras dan banjir kemudian hanyut dan masuk ke sungai.Â
Sedotan plastik tersebut kemudian bermuara ke lautan. Ada berton-ton sampah plastik yang mengotori lautan, di antaranya adalah sedotan plastik tersebutSedotan plastik sulit terurai. Ketika didaur ulang untuk kerajinan tangan pun prosesnya tidak mudah dan memakan waktu lama.