Japanese Film Festival (JFF) bakal kembali menyapa penggemar anime dan dorama pada 2-7 November 2017. Tahun ini JFF bakal lebih semarak dengan jumlah film yang bertambah. Genrenya beragam, dari anime, dokumenter, dorama, hingga film berlatar sejarah.
JFF sudah lama kutunggu-tunggu. Masih terbayang di benak betapa asyiknya nonton marathon film Jepang di JFF tahun lalu. Kami berdua menonton film dari siang hingga larut malam, dari anime tentang kucing pintar, drama tentang pembuat dorayaki, dokumenter pasar ikan terbesar di Jepang dan film epik sejarah tentang ekspansi Tokugawa. Seru.
Yang bikin event ini makin asyik, setiap kali usai menonton kami dapat suvenir. Semakin banyak yang ditonton maka suvenirnya pun meningkat. Alhasil kami pun dapat kaus selain tas kain, pulpen dan stiker.
Tahun ini JFF lebih semarak dengan genre dan jumlah film yang makin banyak juga waktu penyelenggaraan yang lebih lama. Jika tahun lalu hanya tiga hari dan 14 film, maka tahun 2017 menghadirkan 20 film yang tayang selama enam hari. Asyik!
JFF 2017 akan menyambangi empat kota, Jakarta (CGV Grand Indonesia), Makassar, Denpasar, dan Yogyakarta. Sebagai JFF ambassador, ditunjuklah si cantik Chelsea Islan, tidak berubah dari tahun sebelumnya. Agar penonton lebih semangat menonton maka penonton akan mendapat stamp setiap kali usai menonton di mana bisa ditukarkan suvenir dari pulpen, tas kain, dan kaus. Oh ya harga tiketnya rata-rata Rp 20 ribu.
Japanese Film Festival bisa disebut salah satu even besar untuk menikmati film-film Jepang yang berkualitas dalam berbagai genre. Film yang diputar menggambarkan keseharian masyarakat Jepang, isu atau tren, juga menceritakan ikon dan sejarah Jepang. Sehingga pasca menonton wawasan kalian tentang Jepang akan bertambah.
Ada 20 film yang diputar. Dua di antaranya pernah ditayangkan di Festival Film Cannes dan tiga anime-nya, di antaranya merupakan anime populer dari Studio Ghibli. Yuk kupas satu-persatu film yang diunggulkan dari tiap genre!
Anime Ghibli dan OVA Chibi Maruko-chan
Ada empat anime yang tayang di JFF. Keempat anime ini sangat populer. Ada Ponyo, My Neighbor Totoro, Princess Mononoke, dan Chibi Maruko Chan: A Boy From Italy. Semuanya kurekomendasikan bagi penggemar anime.
Chibi Maruko-chan diangkat dari serial anime yang mengisahkan anak perempuan bernama Maruko yang cerewet. Ia selalu ingin tahu dan suka berkonspirasi dengan kakeknya yang sangat menyayangi cucunya ini. Dalam versi layar lebar ini kota tempat tinggal Maroko, Shimizu, kedatangan empat mahasiswa dari Italia. Para warga antusias menyambutnya, tak terkecuali keluarga Maruko. Mereka menjamu salah seorang di antara mereka. Musim panas itu menjadi tak terlupakan, Maruko dan kawan-kawannya mengajak mereka ke Osaka dan Kyoto, kota bersejarah di Jepang.
Film berlatar sejarah yang epik
Sejarah bakal lebih mudah diterima apabila dituangkan dalam sebuah film yang menarik. Dalam JFF ada dua film drama dengan latar sejarah. Yang pertama adalah Hotel Honnouji yang disutradarai oleh Masayuki Suzuki. Film ini menceritakan perjalanan lintas waktu yang tak sengaja dilakoni Mayuko ketika mengunjungi hotel kuno dan bersejarah yang dibangun di atas lokasi tragedi Honnouji. Ia bertemu dengan panglima perang terkemuka, Oda Nobunaga.