Film superhero masih menjadi mesin penghasil uang yang efektif. Basis penggemarnya di Indonesia pun cukup tinggi. Tak heran jika jadwal pemutaran film superhero di Indonesia rata-rata lebih cepat dari jadwal resmi di Amrik. Sayangnya rata-rata film superhero sekedar pamer efek spesial, mengesampingkan jalan cerita yang apik. Bagaimana dengan Thor: Ragnarok, layakkah direkomendasikan?
Thor: Ragnarok termasuk salah satu film superhero Marvel Cinematic Universe yang diantisipasi. Thor termasuk superhero dan anggota Avengers favorit. Putra mahkota Asgard ini kuat tapi juga naif. Tapi dengan pengalamannya tinggal di bumi, ia seharusnya makin cerdik dan tak tertipu Loki.
Ya, pada film ketiga Thor, si dewa petir ini tidak lagi tertipu daya oleh adik angkatnya. Ia langsung mengenali sosok adiknya yang menyamar sebagai Odin (Anthony Hopkins), ayahnya. Thor (Chris Hemsworth) marah besar dan memaksa Loki (Tom Hiddleston) memberitahukan lokasi di mana ia menyembunyikan ayahnya, namun ayahnya sudah tidak ada di panti wreda. Lantas dimanakah Odin? Berkat bantuan dr Stephen Strange (Benedict Cumberbatch), keduanya berhasil menemui ayahnya di Norwegia. Odin berpamitan ke kedua putranya karena merasa waktunya di dunia sudah habis.
Sebelum meninggalkan putranya, Odin memberitahukan sebuah rahasia keluarga yang disimpannya. Ia juga meminta Thor bersiap-siap menghadapi Hela (Cate Blanchett), yang dikurungnya selama ini. Nasib Asgard akan sangat terancam oleh kehadiran dewi kematian yang sangat kuat ini.
Nikmati Saja, Jangan Pasang Ekspektasi Tinggi
Film ini sudah ramai diperbincangkan sejak video trailer-nya dirilis. Semakin mendekati jadwal tayang, euforia makin membumbung, ekspektasi penggemar film superhero terhadap Thor: Ragnarok pun melambung, apalagi dalam film ini ada sosok dokter Strange dan Hulk (Mark Ruffalo), dua superhero Marvel yang juga digandrungi.
Dari segi visual, Thor: Ragnarok lumayanlah, meskipun kualitas CGI-nya juga tidak wah. Saya masih bisa tertawa lepas karena beberapa adegan juga kocak. Namun, dari sisi cerita, hemmm saya cuma bisa berkomentar, ya kok gitu saja.
Awalnya saya menaruh ekspektasi tinggi pada sosok Hela yang diperankan Cate Blanchett. Aktris asal Inggris ini memukau sebagai Galadriel dalam trilogi The Lord of The Rings dan The Hobbits. Aktingnya sebagai wanita angkuh di Blue Jasmine juga patut diacungi jempol. Di sini ia memang tampil gahar sebagai dewi kegelapan. Sayang porsi ia memamerkan kemampuan bertarungnya kurang banyak dan masih kurang terlihat sebagai dewi yang sangat kejam.