Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tips Nonton Pengabdi Setan Agar Level Seramnya Berkurang

29 September 2017   13:00 Diperbarui: 29 September 2017   18:16 9804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bondi dan Ian ketakutan setelah dihantui ibunya (sumber: IMDB.com))

Film remake "Pengabdi Setan" sedang hip. Mereka yang sudah menonton duluan di Gala Premiere 20 September lalu memberikan peringatan tentang betapa menyeramkannya film ini. Daripada besoknya dan seterusnya terbayang-bayang adegan menyeramkan di film ini, maka aku pun melakukan antisipasi. Berikut tips agar level keseraman "Pengabdi Setan" turun sehingga kamu tidak begitu takut.

Melihat reaksi penonton yang menonton film "Pengabdi Setan" yang tersebar di Youtube, aku pun tertawa sekaligus penasaran. Wah laki-laki dan perempuan sama saja. Ada yang menutup mata, membungkus kepala dan wajahnya dengan jaket, ada pula yang sampai meringkuk. Jangan-jangan aku nanti juga seperti itu. Teman-teman di grup yang sudah menonton duluan mengingatkan untuk membawa 'tameng'.

Aku sendiri meskipun suka nonton film horor termasuk penonton yang penakut. Dulu jika nonton horor sendirian di bioskop dan ketika penontonnya sepi, aku suka mengalihkan perhatian dengan pura-pura membaca atau browsing dengan hape di dalam tas. Tapi kemudian aku sadar menggunakan hape saat menonton bioskop itu benar-benar tidak keren. Itu sangat mengganggu kenikmatan menyaksikan film para penonton lainnya karena cahayanya yang menyilaukan, apalagi jika filmnya menegangkan atau menyeramkan. Oke, aktivitas berpura-pura baca pesan di hape pada saat menonton itu pun kucoret.

Lantas bagaimana agar stay cool saat menonton film horor? Menurutku untuk menonton Pengabdi Setan ini Kalian perlu langkah antisipasi. Nggak mau kan ketakutan di kosan sendirian setelah pulang pasca menonton film ini?!

Berikut tipsnya!
Earphone atau kapas itu lumayan membantu lho mengurangi suara musik. Dulu jika nonton horor bersama pasangan bukannya menutup mata aku malah suka menutup telinga. Film horor itu umumnya didukung oleh scoring music yang suka mengagetkan. Biasanya jika adegannya yang disuguhkan cukup seram maka musiknya berbeda dengan saat adegan normal. Untuk itu perlu peredam suara.

Jika menutup telinga maka sudah disimpulkan jika Kalian pasti takut. Agar tetap cool maka diam-diam masukkan earphone atau kapas saat bioskop mulai gelap. Kabelnya dimasukkan ke baju yang sudah dilapisi jaket sehingga tidak mencolok. Percayalah efek menakutkan dari skoringnya sedikit berkurang. Jika tetap masih takut, nyalakan mp3 Kalian dan dengarkan lagu favorit pelan-pelan sambil membayangkan situasi yang menyenangkan. Pasti penonton di kiri kanan akan kagum melihat Kamu tetap tenang saat hantunya sudah mulai bermunculan.

Kenakan kacamata yang keren. Kacamata yang berwarna-warni juga membantu menyamarkan gambar, selain membuat pemakainya tampil keren. Jika sosok para hantu tetap membuatmu deg-degan, Kalian juga bisa pura-pura tidur. Tenang bakal tidak ketahuan karena Kalian mengenakan kacamata. Pacar atau gebetanmu bakalan kagum.

Gunakan pakaian ber-hoodie. Jaket, sweater yang memiliki tudung kepala (hoodie) bukan hanya untuk melindungi diri dari panas dan hujan, tapi juga bisa menyamarkan wajah eh ketakutan. Jika sudah merasa hantunya bakal muncul, hoodie-mu bisa diturunkan hingga menutupi setengah matamu.

Masker, kacamata, earphone perlu nih jika nonton film horor (dokpri)
Masker, kacamata, earphone perlu nih jika nonton film horor (dokpri)
Hoodie plus masker mulut juga makin efektif. Saat ini sudah lazim kalangan muda mengenakan masker penutup mulut dan hidung di tempat publik, seperti di kereta atau di perbelanjaan. Jadinya Kalian bisa tampil pede dan pura-pura pilek saat menonton horor. Triknya tetap sama. Saat adegan horornya sudah kurang bisa ditolerir saking seramnya, maka tarik masker atau hoodie hingga pandangan ke layar lumayan tertutupi.

Memejamkan mata atau tidur saja deh. Apabila sudah benar-benar takut, mending memejamkan mata atau tidur sekalian. Lumayan bisa tidur hampir dua jam. Apalagi jika menontonnya di format 4DX yang pasti bakal lebih seram karena penonton diajak bergerak-gerak dan tampilan hantunya lebih nampak nyata.

"Pengabdi Setan" yang alurnya dikemas cakep
Sejak Joko Anwar mengumumkan akan membuat remake film "Pengabdi Setan" yang beken pada tahun 1980-an. Aku harap-harap cemas. Apakah filmnya bakal melebihi film Joko Anwar lainnya? Sejak menonton "Pintu Terlarang" (2008) aku mulai menggemari film-film Joko Anwar. Film Joko Anwar terakhir yang kutonton adalah "a Copy of My Mind" di mana bintangnya, si Tara Basro, berhasil meraih piala citra atas perannya sebagai kapster yang mencuri rekaman transaksi korupsi di film tersebut.

Dulu horor terseram bagiku adalah film-film horornya Suzanna. Pada era baru, film horor yang berkesan adalah Kuntilanak-nya Rizal Mantovani. Kata teman-teman sih film horor Pocong 2 lebih seram, tapi aku sudah takut duluan gara-gara promo filmnya mengagetkanku waktu aku terbangun dini hari.

Tapi posisi horor terseram yang kutonton di bioskop sekarang tergantikan oleh Pengabdi Setan versi Joko Anwar. Asli seram banget dan terpaksa aku pakai peralatan yang kusebutkan di atas hahaha.

Kengeriannya itu sudah terbangun sejak awal dari setting rumah keluarga Suwono yang terletak di dekat hutan dan makam. Tidak seperti film lawasnya, rumahnya tampak kurang terurus dan jenis rumah tua. Keluarga mereka sedang kekurangan uang karena habis untuk biaya pengobatan ibunya, Mawarni Suwono (Ayu Laksmi), yang sudah tiga tahun mengalami penyakit aneh. Sang Ibu sendiri adalah seorang biduan yang cukup terkenal pada masa mudanya.

Rini heran ibunya yang sakit tiba-tiba bangkit (sumber: IMDB.com)
Rini heran ibunya yang sakit tiba-tiba bangkit (sumber: IMDB.com)
Rini (Tara Basro) tidak berhasil mendapatkan uang royalti karena penjualan album ibunya sudah surut. Motor dan berbagai barang di rumah pun dijual. Ibu mereka pun kemudian dirawat di rumah. Namun, kondisi sang Ibu semakin memprihatinkan dan kemudian ia pun meninggal.

Bondi (Nasar Annuz), anak ketiga, mengaku takut jika takhayul yang ia baca itu benar. Ada takhayul berkaitan dengan langkah kaki keluarga yang pulang se pemakaman. Ia was-was untuk melangkah pulang kuatir ibunya bakal bangkit dari kubur. Rini pun menentramkannya. Sementara itu sang ayah (Bront Palarae) memutuskan pergi bekerja ke luar kota untuk menafkahi keluarganya.

Sejak pemakaman tersebut, kejadian aneh pun mulai terjadi. Satu-persatu anggota keluarga, Rini, Bondi, Tony (Endy Arfian), Ian (M. Adhiyat), dan sang nenek (Elly D. Luthan) mengalami gangguan supranatural. Ketika gangguan semakin memuncak mereka pun mencari bantuan. Benarkah penganggu tersebut adalah hantu Ibu atau ruh jahat yang menyerupai sosok ibunya?

Bondi dan Ian ketakutan setelah dihantui ibunya (sumber: IMDB.com))
Bondi dan Ian ketakutan setelah dihantui ibunya (sumber: IMDB.com))
Tanpa basa-basi film ini langsung membuat penonton merasakan aura keseraman. Rumah tua yang tidak terawat dengan lokasi di dekat hutan dan makam nan sunyi. Sosok wajah si ibu yang sakit nampak pucat dan menyeramkan. Make up dan akting Ayu Laksmi memang maksimal dan menyeramkan sejak sakit hingga kemudian bangkit kembali.

Film ini seolah-olah tidak memberikan jeda kepada penontonnya untuk rehat dari ketegangan. Hantu dan kengeriannya bisa hadir sekonyong-konyong tanpa melihat waktu. Ya akhirnya di pertengahan film, beberapa penonton pun menyerah dan keluar dari tempat pertunjukan. Wah sayang sekali mereka melewatkan adegan puncaknya.

Salut buat Joko Anwar yang tidak menggunakan CGI untuk para hantu tersebut. Ia lebih mengandalkan pada make up. Jalan ceritanya juga susah ditebak, di sepertiga terakhir film, alur cerita tiba-tiba berbelok membuat cerita semakin dinamis. Akhir ceritanya pun sengaja dibiarkan menggantung dan memiliki twist. Masih ada pertanyaan di sana-sini. Hemmm sepertinya bakal ada sekuelnya nih.

Menilik dari penampakan hantu dan ceritanya, Joko Anwar sepertinya mengambil banyak referensi dari film hantu lokal dan mancanegara. Ketika melihat sosok hantu Ibu saya jadi teringat film Insidious. Ada juga adegan yang mengingatkan dengan Paranormal Activity dan Conjuring. Tentang film horor, Joko Anwar sudah cukup berpengalaman dalam film horor thriller seperti serial Halfworlds, Kala, Pintu Terlarang, dan Modus Anomali.

Dari setting latar, melihat Jakarta tahun 1980-an awal itu menarik karena jalanan masih sepi, hijau, dan ternyata pada tahun 1981 sudah ada rumah susun di Klender dan berbagai tempat lainnya. Potongan rambutnya juga khas, seperti gaya potongan rambut Dimas Aditya yang memerankan anak ustad bernama Hendra.

Ian, si bungsu paling mencuri perhatian (sumber: Sidominews)
Ian, si bungsu paling mencuri perhatian (sumber: Sidominews)
Jajaran pemainnya sudah pas. Chemistry-nya oke dan penampilan akting tiap tokohnya juga natural. Yang paling mencuri perhatian adalah sosok Ibu yang diperankan Ayu Laksmi (Under The Tree, Soekarno: Indonesia Merdeka) dan anak bungsu yang tunawicara bernama Ian yang dimainkan si imut menggemaskan M Adhiyat. Sayangnya Fachri Albar di sini perannya tidak banyak.

Berbicara film horor juga tak lepas dari scoring music. Dalam film Pengabdi Setan ini Joko Anwar kembali bekerja sama dengan Bembi Gusti dan Aghi Narottama yang sebelumnya juga membuat skoring Modus Anomali, Pintu Terlarang, dan a Copy of My Mind.

Lagu yang berkesan dan menyeramkan dalam film ini adalah lagu yang mengorbitkan nama sosok Ibu, Mawarni, Kelam Malam. Setiap kali lagu ini mengalun beserta denting lonceng, maka aku pun was-was dan siap sedia.

Oh ya jika dibandingkan dengan film lawas Pengabdi Setan, film ini tidak sama persis. Ada banyak perbedaannya. Apa perbedaannya, hemmm Kalian tonton saja deh sendiri.

Detail Film:

Judul: Pengabdi Setan
Sutradara: Joko Anwar
Pemeran: Tara Basro, Dimas Aditya, Elly D. Luthan, Bront Palarae, Endy Arfian, Ayu Laksmi, Nasar Annuz , Arswendy Being Swara, Egi Fedly, M Adhiyat Fachri Albar, Asmara Abigail
Genre: Horor klasik
Skor: 8,5/10

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun