Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Hewan Piaraan itu Bagian Keluarga

30 Mei 2016   18:54 Diperbarui: 30 Mei 2016   19:13 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalau ke pasar belinya ikan bandeng atau kembung ya, pesan Nero (dokpri)

Kawan saya sejak kuliah di Surabaya sama-sama pecinta kucing. Ia memiliki kucing dengan nama-nama lucu. Ada Bedhor, Gareng, dan sebagainya. Uniknya semua kucingnya dipanggil ‘Den’ karena ia terkadang merasa kucingnya lah yang menjadi majikan hahaha. 

Ia benar-benar begitu sayang pada kucing-kucingnya. Ia tak ragu memberikan paket lengkap untuk kucingnya dari mandi dengan sampo bayi secara rutin, pijat kucing dengan kasih sayang, cek medis kucing secara rutin dan setiap malam tidur bersama kedua kucingnya itu. Saat tidur bersama kucing ada saja yang terjadi, misal kakinya digigit karena mengenai badan si kucing atau kucingnya menganggap perutnya tempat tidur yang paling nyaman.

Yang membuat saya terpingkal-pingkal ketika melihat foto kucingnya yang berpakaian lucu menggemaskan. Kupikir ia sendiri yang membuatkan pakaian Den Bedhor dan Den Gareng itu karena ia gemar merajut. Rupanya ia masih belum percaya diri dan memilih untuk memesan pakaian untuk kucing itu. Tapi saya kurang yakin kucing-kucing itu menyukainya karena foto-foto kucingnya berikutnya rata-rata hanya mengenakan pakaian bulunya. Jangan-jangan baju itu sudah rusak digigitinya.

Kawan saya itu sebut saya Dina (bukan nama sebenarnya), sering menceritakan kucing-kucingnya seolah kucingnya itu bagian dari keluarganya. Jika lebaran tiba dan ia hendak mudik ke rumah neneknya, kerepotan pertama adalah siapa yang merawat si kucing. Ia hanya tinggal berdua bersama asisten rumah tangganya. Akhirnya ia bergantian dengan ART-nya itu untuk masalah pulang kampung. Yang paling penting ada yang menjaga dan merawat kucing-kucingnya itu.

Si Bonbon kucing saya dulu, punya kursi favorit dan tidak ada yang mengusiknya (dokpri)
Si Bonbon kucing saya dulu, punya kursi favorit dan tidak ada yang mengusiknya (dokpri)
Kata Dina, Den Bedhor dan Den Gareng itu sudah seperti anggota keluarga baginya. Jika kartu keluarga memperbolehkan hewan piaraan masuk di dalam daftar anggota keluarga, maka ia pasti akan mencantumkannya.

Saat ini di rumah saya ada si Nero. Pada grup WhatsApp sahabat masa kuliah, kami berdua sering melibatkan hewan piaraan kami dalam percakapan. “Nero lagi ngambek nih. Ia cemberut lauk hari ini cuma ikan pindang”. 

“Wah kalau Den Bedhor ikan pindang pasti cuma diendus. Ia kan kucing priyayi.” Anggota grup lainnya bengong mengikuti percakapan lain. Tapi ketika saya mengirimkan wajah Nero yang cemberut, kawan saya lainnya, memuji. “Nero itu ganteng ya!” Yang lainnya menganggap kami begitu ‘memanusiakan’ kucing. “Baru di grup ini ada yang bilang kucing ngambek, cemberut, dan ganteng hahaha”.

Nero ngambek lauk hari ini cuma ikan pindang (dokpri)
Nero ngambek lauk hari ini cuma ikan pindang (dokpri)
Hingga sekarang saya sering berkonsultasi tentang kucing bersama Dina. Ia bak kamus berjalan tentang kucing, mengetahui berbagai tips dan trik untuk merawat kucing dengan efektif dan murah meriah. Memang sih hewan piaraan itu kadang merepotkan tapi mereka juga menghibur dan membuat kita kangen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun