Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Upaya Pertamina Menuju Kemandirian Energi

31 Desember 2015   23:44 Diperbarui: 1 Januari 2016   00:18 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Nangkring Bareng Pertamina di Kompasianival Membahas Kemandirian Energi untuk Indonesia Mendunia"][/caption]Energi bagi suatu negara memegang peranan yang vital. Tanpa energi seperti bahan bakar minyak, gas bumi, dan listrik maka roda perekonomian dan ketahanan nasional suatu negara bisa runtuh. Di Indonesia saat ini pemanfaatan energi masih didominasi oleh energi dari fosil yang bisa habis. Oleh karenanya Pertamina berupaya keras untuk pemanfaatan energi terbarukan agar kemandirian energi tercapai.

Energi terbarukan dalam satu dekade ini semakin dilirik dan berupaya dioptimalkan pemanfaatannya. Hal ini disebabkan cadangan minyak bumi di Indonesia tidak sebanyak dulu dan diperkirakan dalam 11 tahun ke depan akan habis apabila laju produksi minyak bumi dalam kisaran 800 ribu barel per hari. Minyak bumi juga termasuk energi fosil yang tak berkelanjutan dan prosesnya telah melalui jutaan tahun.

Di satu sisi cadangan energi fosil di Indonesia semakin menipis, di sisi lainnya Indonesia dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi. Sumber energi yang secara alami tidak dapat habis dan ada di sekitar kita di antaranya panas matahari, angin, air, ombak laut, dan panas bumi.

Keberadaan dan pentingnya energi terbarukan ini disadari oleh Pertamina, karena Pertamina bukan hanya perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi, melainkan juga energi baru dan terbarukan. Pertamina terus berupaya untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi, namun juga tidak mengesampingkan untuk terus melakukan pemanfaatan energi terbarukan. Hal ini juga dikarenakan adanya target bauran energi terbarukan tahun 2025 yang mencapai 23 persen dari total pemanfaatan energi, dimana angka tersebut tiga kali lipat dari kondisi pemanfaatan energi terbarukan saat ini.

Tahun ini Pertamina merayakan hari jadinya ke-58. Pada peringatan ulang tahun ini Pertamina berkomitmen untuk segera mencapai kemandirian energi untuk Indonesia mendunia. Lantas apa saja yang telah dilakukan dan akan dilakukan Pertamina untuk mencapai kemandirian energi tersebut?

Dalam acara nangkring bareng Pertamina di acara Kompasianival 13/12 silam, Media Manager Pertamina Ifki Sukarya, mengungkapkan upaya Pertamina menuju kemandirian energi. Ada dua upaya besar yang dilakukan Pertamina, yaitu terus melakukan eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi dan gas bumi, juga terus melakukan pengembangan pemanfaatan energi alternatif.

Untuk eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi, Pertamina mengembangkan sektor hulu dengan agresif melakukan akuisisi seperti blok NSO (offshore) dan blok B (onshore) milik ExxonMobil yang memproduksi gas bumi. Tahun 2018 Pertamina juga akan mengelola blok Mahakam. Kapasitas kilang minyak bumi juga akan terus ditingkatkan. Infrastruktur juga akan terus dibangun dengan pembangunan pipa dan penyimpanan (storage) minyak bumi. Storage BBM akan ditambah sebesar 1,7 juta KL dimana saat ini sedang dalam proses pembangunan di daerah Sambu, Tuba, dan Tanjung Ubari.

Selain minyak bumi, produksi gas bumi akan terus digenjot. Konsumsi gas bumi diperkirakan akan terus naik oleh karena gas bumi lebih bersih dan ramah lingkungan. Produksi gas ditargetkan 1650 mmscfd dan pasokan LNG mencapai 2.500 mmscfd pada tahun 2018 dengan proyek prioritas di Donggi Senoro LNG Plant, Senoro Gas Development, dan Matindok Gas Development. Pipa transmisi gas hingga dengan 2018 juga akan dibangun hingga 2900 kilometer.

Untuk energi terbarukan saat ini baru panas bumi yang menjadi prioritas. Hal ini dikarenakan potensi panas bumi di Indonesia sangat besar yakni mencapai 29 GW dengan 299 lokasi yang dianggap potensial. Namun saat ini baru lima persen yang dimanfaatkan. Ada beberapa daerah yang menggunakan panas bumi sebagai pembangkit listrik, seperti PLTP Wayang Windu di Kabupaten Bandung, PLTP Darajat dan PLTP Kamojang di Kabupaten Garut, PLTP Gunung Salak, PLTP Sibayak di Sumatera Utara, serta PLTP Lahendong di Sulawesi utara. Saat ini Pertamina memprioritaskan pemanfaatan panas bumi di Ulubelu unit 3 dan 4 di Lampung dimana potensinya masing-masing mencapai 55 MW. Untuk itu tahun 2019 ditargetkan panas bumi menghasilkan 907 MW.

Pertamina Bekerja Sama dengan Universitas Menghasilkan Inovasi Energi Terbarukan

Energi terbarukan memang memiliki potensi besar dan Indonesia kaya akan sumber energi yang siap untuk dimanfaatkan. Beberapa daerah telah mengembangkan pemanfaatan energi terbarukan dalam ruang lingkup kecil seperti biofuel dari singkong, biogas dari sampah dan kotoran ternak, serta pemanfaatan air untuk pembangkit listrik mikro dan tenaga matahari untuk panel listrik di rumah.

Saat ini energi terbarukan memang baru dimanfaatkan sekian persen oleh masyarakat, padahal sumber energi tidak terbatas dari kekayaan alam seperti air, angin, panas bumi, dan sinar matahari. Ada banyak sumber energi yang mungkin sebelumnya tidak terbayangkan, seperti hidrogen, mikroalga, energi kinetik dari pergerakan langkah penumpang kereta api di stasiun, minyak jelantah, dan gelombang air laut. Ide-ide menarik inovatif ini merupakan hasil penelitian anak bangsa yang diwadahi Pertamina dalam ajang Olimpiade Sains Pertamina (OSN).

Sejak tahun 2012, OSN memiliki kategori proyek sains yang banyak diminati universitas di seluruh Indonesia. Ide-idenya menarik dan bisa dikembangkan di Indonesia sebagai sumber energi alternatif. Pada tahun ini proyek sains OSN mengambil tema tentang energi alternatif yang menjaring ide-ide menarik. Universitas Ubaya yang menjadi juara pertama mengusulkan listrik dari mikroalga (Nannochloropsis oculata) dimana mikroalga ini mudah dijumpai di laut.

[caption caption="Salah Satu Inovasi Anak Bangsa Energi Listrik dari Gelombang yang Menghantam Breakwater Building"]

[/caption]

Inovasi yang tak kalah menarik adalah ide untuk menghasilkan listrik dari langkah kaki para penumpang di stasiun kereta Bogor dari Universitas Indonesia. Hasil energi kinetik dari 70 ribu penumpang ini bisa menyalakan enam lampu LED selama 12 jam. Universitas Brawijaya mengusulkan energi listrik dari gelombang laut yang menghantam breakwater building. Ada pula usulan biogas dari limbah industri mikroalga, biofuel berbasis alga, dan bioethanol dari minyak jelantah, serta aplikasi pemetaan energi terbarukan berbasis sistem informasi geografis. Ide-ide ini menarik dan bisa diaplikasikan sebagai sumber energi alternatif.

Sementara itu untuk pengelolaan energi, Pertamina percaya kualitasnya tak kalah dengan negeri tetangga. Hal ini dengan diakuinya kualitas pelumas Pertamina dan masuk pelumas terbaik seasia tenggara. Oleh karenanya Pertamina optimis kemandirian energi akan tercapai dan target pemanfaatan energi terbarukan 2015 akan tercapai dengan dukungan masyarakat, dukungan pemerintah seperti masalah perijinan, dan inovasi anak bangsa yang tak pernah berhenti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun