[caption caption="Tiga Manusia Kesepian dalam Z for Zachariah (sumber: variety.com)"][/caption]
Â
Saat ini manusia modern memang lebih individual dan hidup soliter bersama gadget-nya. Namun, bagaimana jika suatu ketika terjadi bencana dan mereka benar-benar hidup seorang diri. Rasa kesepian hidup sebatang kara ini tersaji dalam film Z for Zachariah yang dibintangi Margot Robbie, Chris Pine, dan Chiwetel Ejiofor.
Dikisahkan bumi terancam radioaktif akibat nuklir. Setelah peristiwa tersebut hanya sedikit manusia yang selamat. Salah satunya adalah Ann Burden (Margot Robbie) yang hidup bersama anjingnya, Faro.
Sejak bencana tersebut, ia hidup sebatang kara dan mengandalkan hidupnya dengan bertanam dan berburu. Memang ia merasa ada keajaiban daerahnya selamat dan tetap hijau meski penghuninya hanya dia yang tersisa.
Sudah lama ia meyakini ia sendirian. Tapi dugaannya salah ketika ia bertemu dengan pria bernama John Loomis (Chiwetel Ejiofor). Ia menolong pria tersebut yang salah memasuki sungai yang tercemar radioaktif. Ia menolong pria yang sekarat itu hingga sembuh. Namun seiring dengan kebersamaan mereka, Ann merasa pandangan hidupnya sangat berbeda dengan John.
Lagi-lagi Ann salah sangka. Ada lagi manusia yang selamat. Ia bernama Caleb (Chris Pine). Dibandingkan John, Ann lebih mudah akrab dengannya. Kehadiran dua pria di rumahnya ini mengubah kehidupannya. Ia ragu untuk memilih, benarkah ia menyukai salah satu di antara mereka atau hanya karena merasa kesepian.
Ada banyak pertanyaan ketika menonton film ini. Mengapa hanya Ann yang selamat di desa tersebut? Apa penyebab bencana nuklir tersebut? Karena perang ataukah sebab-sebab lain. Latar belakang karakter Ann dan dua pria tamunya kurang tergali. Yang lebih terekspos di film ini malah cinta segitiganya.
Pasangan yang ikut menonton film ini merasa kesal pada Ann yang mudah mengobral cinta seolah-olah hanya gara-gara takut sendirian. Saat hanya ada John, ia sangat agresif pada pria tersebut. Eh setelah ada Caleb yang lebih tampan, ia beralih ke pria tersebut. Saya sendiri juga ikut merasa sebal dengan karakter Ann, namun akhirnya saya paham mengapa ia bersikap demikian.
Selain konflik cinta segitiga, hal yang menonjol dalam film ini adalah masalah religius dan solusi untuk kehidupan yang lebih baik. Ann merasa dirinya dan desanya diberkati sehingga ia masih bisa hidup hingga saat ini. Sedangkan John lebih realistis dan membujuk Ann untuk membantunya membuat pembangkit listrik tenaga air dimana Ann harus mengorbankan bangunan gereja peninggalan ayahnya.
Meskipun plot filmnya agak dangkal gara-gara konflik cinta segitiga, saya menyukai gambar-gambar indah dari desa Ann. Saya juga mengagumi karakter Ann yang tegar di luar sikapnya yang agresif kepada pria asing. Akting tiga pemain terutama Chiwetel patut diacungi jempol. Tak heran sih, pasalnya Chiwetel mendapat nominasi Oscar untuk perannya di 12 Years a Slave. Film ini juga masih bisa dinikmati dan membuat penasaran akan akhir cerita, meskipun filmnya memiliki karakter terbatas. Hemmm kira-kira siapa pria yang bakal dipilih Ann ya?