Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karena Kompasiana Aku Bertemu Orang Hebat dan Ide-ide Hebat

11 September 2015   17:13 Diperbarui: 11 September 2015   17:19 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ide-ide Hebat Juga Lahir di Kompasiana (sumber: www.buzzquotes.com)"][/caption]

Seperti nasihat para motivator, lingkungan akan mempengaruhi karakter kita. Jika berkumpul dengan orang-orang yang bahagia dan optimis, maka kita bisa terdorong menjadi sosok yang serupa. Begitu juga apalagi sering bergaul dengan orang-orang hebat dan pemilik ide hebat seperti yang akhir-akhir ini saya rasakan setelah aktif menulis dan berbagi di Kompasiana. Moga-moga bisa segera ketularan menjadi orang hebat.

Ya, ada banyak orang hebat yang ada dan yang dihadirkan di acara Kompasiana. Para orang-orang hebat yang dhadirkan di acara nangkring Kompasiana mulai dari para musisi dan selebriti terkenal, pimpinan perusahaan, para pejabat di institusi pemerintahan, pejabat daerah, hingga para penentu kebijakan tanah air.

Jika bukan gara-gara Kompasiana, belum tentu saya bisa bertemu, berjabat tangan dan mengobrol santai dengan Virzha Idol yang kocak, Pak Velix Wanggai dan Pak Wisnu Dewanto dari Kementerian PuPR dan PT LMS yang santun dan berwibawa dan Pak Patrick Adhiatmadja, CEO PT Federal Karyatama yang simpatik. Kompasianer lainnya ada yang lebih beruntung bisa bercakap-cakap dan bertukar pikiran dengan para menteri, gubernur DKI Ahok, hingga Presiden RI Joko Widodo. Saya yang orang biasa merasa senang bisa bertemu dan mendengar mereka yang biasa tampil di media massa dalam jarak dekat.

Para orang-orang hebat tersebut tidak dilahirkan begitu saja. Ada yang ditempa sejak kecil, ada juga yang melalui berbagai kesulitan dan halangan. Namun, ada juga yang lebih cerdik dengan bergaul dan memilih lingkungan pergaulan yang tepat dan belajar banyak dari pengalaman dan kesalahan yang pernah dilakukan orang-orang hebat.

Selain menghadirkan para narasumber hebat, dengan Kompasiana aku juga mengenal para Kompasianer hebat yang ide dan semangatnya luar biasa. Saya kagum dengan Pak Tjiptadinata Effendi yang konsisten menulis artikel-artikel yang menginspirasi. Salah satu artikelnya yang baru-baru ini ditulis adalah tentang menciptakan perpustakaan pribadi. Buku-buku baru memang cukup mahal, namun ada berbagai cara menyiasatinya sehingga niat membuat perpustakaan pribadi tercapai.

[caption caption="Mencicil Membuat Perpustakaan Pribadi"]

[/caption]

Para kompasianer hebat lainnya seperti Okti Li yang dengan penuh semangat mengikuti berbagai acara nangkring meskipun tempat tinggalnya cukup jauh di Cianjur. Bahkan ia rela menginap demi acara Tur Cipali demi mendapatkan informasi dan wawasan yang bisa dibagikan ke orang-orang di sekelilingnya. Semangatnya itu sangat luar biasa.

Dari mba Gaganawati dan Listhia H Rahman saya melihat potret wanita modern yang mencintai budaya dalam negerinya. Saya jadi ingin belajar menari dan lebih mengenal tradisi dengan berkaca pada aktivitas kedua wanita hebat tersebut.

Selain mereka, ada bos KPK, mas Rahab Ganendra, yang membuat saya penasaran akan rahasia bumbu dan cara nenek moyang menghasilkan masakan-masakan nusantara yang sudah terakui kelezatannya. Ada Pak Gapey Sandi, Pak Dian Kelana Pak Tubagus Encep, dan Pak Ben Baharuddin Nur yang membuat saya antusias untuk mengolah data menjadi tulisan yang bernas. Kompasiana juga membuat saya memiliki kawan-kawan baru yang lucu dan gemar berbagi, seperti Khairunisa, Dede, Ditho, Pak Fajr dan Pak Mawan. Kami tidak hanya terpacu untuk membuat tulisan menarik, namun juga bisa tertawa bersama dan berbagi ide-ide hebat.

Masih banyak kompasianer hebat yang tidak saya sebutkan satu-persatu karena saking banyaknya. Jika mendengar ide-ide dan semangat dari para orang hebat itu, rasanya saya ikut merasa optimis. Berbeda halnya ketika saya sedang berada di tengah-tengah orang-orang yang hanya mengeluh, apatis dan suka merendahkan ide orang lain, rasanya saya ikut-ikutan memandang dunia menjadi buruk dan menjadi rendah diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun